KARANGAN ILMIAH
1. Pengertian
Karangan Ilmiah
Ada
berbagai definisi yang ditulis para ilmuwan tentang karangan ilmiah.
Diantaranya, Faizah(2008:89) mengatakan
: karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang bersifat ilmiah yang
mengungkapkan buah pikiran, hasil pengamatan , atau peninjauan terhadap sesuatu
yang disusun menurut metode atau sistematika tertentu, dan hasil serta
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Dan juga
diantaranya dikemukakan oleh Brotowidjoyo(1958:8-9) mengatakan : karangan
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
metodologi penulisan yang baik dan benar, serta ditulis secara jujur dan akurat
berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya.
Jadi,
Karangan ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah
yang didapat dari buah pikiran, penyelidikan-penyelidikan. Penyelidikan
tersebut dapat berupa penyelidikan pustaka, laboratorium atau penyelidikan
lapangan.
Pada dasarnya karangan ilmiah ditulis setelah adanya
masalah yang diikuti pengumpulan kenyataan tentang masalah tersebut, analisa,
dan kesimpulan yang didapat dari analisis. Dengan kata lain, karangan ilmiah
adalah suatu karangan yang memuat suatu masalah yang timbul.
Kenyataan-kenyataan tentang masalah tersebut, analisis dan kesimpulan. Jadi
pada akhir setiap karangan selalu dikemukakan kesimpulan. Kesimpulan dapat
berbentuk sesuatu yang baru atau hal yang serupa dengan penemuan sebelumnya.
Dengan demikian, kesimpulan dapat memperkuat, membantah penemuan sebelumnya,
ataupun sama sekali lain dari penemuan-penemuan sebelumnya.
2.
Ciri-ciri karangan ilmiah
A.
Data-data yang
diperoleh haruslah dianalisis dan dikemukakan secara objektif.
Dikarenakan
ini karangan ilmiah, jadi data-data yang didapat harus objektif bukan subjektif.
B.
Sopan dan rendah hati
Dalam karangan ilmiah perlu adanya sikap
menghargai dari karya orang lain, rendah hati, seperti penggunaan kutipan,
kata-kata pun harus tidakboleh sampai menyinggung peraasaano orang lain seperti
pembaca.
C.
Kejujuran ilmiah
Setiap ilmiah dikerjakan secara objektif
sesuai hasil yang diperoleh, tidak dibolehkan kebohongan data atau asal-asalan
karena ini akan dibaca oleh orang banyak.
D.
Jelas,
tegas, singkat, sederhana, dan teliti
Tulisan ilmiah haruslah jelas tidak
bertele-tele dalam penyampaian karena itu boros dan tidak efektif, penulisan
juga haruslah masuk akal, benar, baik secara empiris maupun secara logika.
E.
Relevan
dengan disiplin ilmu yang bersangkutan
Penulisan karya ilmiah harus didasarkan
antara masalah yang dibahas denga teori yang digunakan. Misalnya masalah yang
dibahas adalah masalah teknologi, maka pendekatan, pembeberan, dan
pembahasannya harus berdasarkan prinsip-prinsip dalam teknologi.
3.
Jenis Karangan Ilmiah
Pada
hakekatnya semua karangan ilmiah data digolongkan sebagai laporan ilmiah, sebab
semua karangn ilmiah berisikan laporan tentang suatu penyelidikan baik
penyelidikan lapangan, laboratorium maupun perpustakaan. Tetapi karena materi,
cara susunan, tujuan dan panjang pendeknya. Berbeda maka digunakan nama yang
berbeda pula.
Diantaranya dikenal nama: laporan, naskah berkala,
skripsi, tesis, disertasi, paper, buku pelajaran, module, diktat.
- Laporan
Sebagaiman
disebutkan diatas pada dasarnya semua karangan ilmiah adalah laporan. Namun
yang dimaksud laporan disini adalah karangan ilmiah yang melaporkan hasil
penelitian/percobaan, pekerjaan dilaboratorium atau dilapangan. Oleh pratikum
dan laporan praktek. Biasanya laporan hanya mencakup bidang-bidang tertentu
yang sangat terbatas dan ditugaskan oleh dosen. Laporan ini sedikit sekali
membutuhkan kepustakaan. Dengan demikian hasil-hasil atau kesimpulan yang
diperoleh bukan hal yang baru
Berbeda
dengan laporan research, laporan ini harus dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah. Hasil atau kesimpulan yang diperoleh harus dapat memperkaya
pembedaharaan ilmiah di bidangnya. Laporan research memerlukan
kepustakaan, di samping untuk menghindari percobaan-percobaan dengan objek yang
sama, juga untuk mendapatkan metode yang tepat untuk menganalisa data yang
diperoleh.
- Naskah Berkala
Naskah
berkala ini sering disebut dengan istilah laporan bacaan, term paper, referaat.
Naskah berkala ini mempunyai sumber data pokok satu-satunya buku yang ditunjuk
oleh dosen yang bersangkutan. Topik dalam naskah biasanya ditentukan oleh dosen
dan menyangkut pengetahuan yang sudah diajarkan. Panjang karangan hanya
beberapa halaman saja.
- Skripsi
Skripsi merupakan karangan yang mempunyai data dari
pustaka. Dengan bahan-bahan dari pustaka diajukan suatu permasalahaan dengan
batas-batasnya, data-data dengan pembahasan dan kesimpulan. Dengan kata lain,
skripsi adalah karangan ilmiah yang memerlukan gambaran tentang suatu masalah
dengan data-data gambaran dari pustaka dan menghasilkan kesimpulan.
- Tesis
Tesis
adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh
dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian
terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana.
- Disertasi
Dalam
skripsi atau tesis sumber data ilmiah diperoleh dari pustaka, sedangkan
disertasi sumber data utama melalui penyelidikan laboratorium atau lapangan.
Bukan berarti data dari pustaka tidak diperlukan, data pustaka juga penting
untuk penentuan masalah, metode dan bahan pembanding.
Tegasnya,
dalam hal sumber data, disertasi harus mempunyai paling tidak dua sumber yaitu:
lapangan atau laboratorium dan pustaka.
Pada disertasi pembahasan lebih luas dan mendalam
dibanding skripsi atau tesis. Dalam disertasi harus
terdapat dalil-dalil, yaitu prinsip-prinsip ilmiah baru, sanggahan terhadap
prinsip-prinsip lama. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu pendidikan
tinggi. Jika temuan penulis dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan
penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doctor.
- Paper(working paper)
Karangan
ilmiah ini biasa disebut reading atau book report(naskah semester), biasanya
paper ditugaskan oleh seorang pengajar (dosen) dalam mata kuliah tertentu pada
saat semester/perkuliahan akan berakhir. Dari segi kuantitas, karangan ini tidak begitu panjang, berkisar 10-15
halaman.
- Buku pelajaran
Buku
pelajaran merupakan bahan/materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk buku
dan digunakan sebagai pedoman atau pengangan dalam proses belajar mengajar.
- Modul
Modul
merupakan tulisan yang berisikan tentang uraian mata kuliah tertentu yang
didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuloiahan. Adapun garis besar isi
dari modul adalah : tujuan khusus yang akan dicapai dalam perkuliahan tersebut,
uraian secara rinci pokok bahasan, bahan pengajaran, bahan evaluasi, dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan selama perkuliahan tersebut.
- Diktat
Dalam
tulisan ini secara kuantitas lebih panjang dari modul, digunakan dalam proses
belajar mengajar (perkuliahan), susunannya terurai menurut bab sesuai dengan
keperluan.
4.
Manfaat Penyusunan Karangan ilmiah
Penyusunan karangan ilmiah memberikan
manfaat yang besar sekali, baik dari penulis maupun bagi masyarakat. Menurut
Sikumbang(1981:2-5), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari
kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagi berikut:
- Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang akan dibahas
- Penulis terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
- Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
- Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
- Penulis akan memperoleh kepuasaan intelektual
- Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat
5. Tujuh macam sikap ilmiah
Penulis
karangan ilmiah sepatutnya memeiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanga dapat
dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun kepada diri sendiri.
Menurut
Brotowodjoyo(1985:33-34), orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memilki
tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap tersebut adalah sebagai berikut:
A. Sikap ingin tahu
diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian
? apa saja unsu-unsurnya? Bagaimana kalua diganti dengan komponen yang lain,
dan deterusnya.
B. Sikap kritis
direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya; baik dengan jalan
bertanya kepada siap saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan
membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
C. Sikap terbuka
dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang
lain
D. Sikap objektif diperlihatkan dengan
cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi
E. Sikap rela menghargai karya orang
lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang
lain, dan meanggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarangnya
F. Sikap berani mempertahankan kebenaran
diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya
G. Sikap menjangkau ke depan dibuktikan
dengan sikap “futuristic”,yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan
membuktikannya, bahkan mampu menyusun suatu teori baru
6. Teknik
Penulisan Karangan Ilmiah
A. Menentukan Topik
Topik
berarti “subjek” atau pokok pembicaraan. Topik adalah suatu pemberian khusus,
sebuah pengalaman, proses atau sebuah ide, keraf(1980:107) “topik yang akan
ditulis bersumber di sekeliling kehidupan manusia”. Dalam menentukan topik
perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1) Topik tersebut layak dibahas atau ada
manfaatnya bila dibahas
2) Topik itu cukup menarik terutama bagi
penulisnya
3)
Topik itu dikenal dengan baik
4) Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan
cukup memadai
5) Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit
B. Membatasi
Topik
Pada
saat pertama kali menulis, seseorang dihadapkan kepada masalah apa yang akan
ditulis, berapa panjangnya tulisan tersebut. Mungkin penulis sudah mengetahui
apa yang akan ditulis, namun pengetahuannya saja tentang topik itu saja belum
mencukupi. Penulis harus membatasi topik agar tidak tersesat pada suatu tulisan
yang tidak menentu dan tidak kunjung sampai pada titik akhir.
C.
Menetapkan judul
Setelah
menentukan dan membatasi topik, langkah selanjutnya yaitu menetapkan judul.
Untuk menentukan judul karangan ilmiah harus diperhatikan persyaratan berikut
1)
Harus sesuai dengan topik atau isi
karangan beserta jangkauannya
2)
Dinyatakan dalam bentuk frasa
3)
Usahakan sesingkat mungkin
4)
Harus jelas
5)
Dinyatakan dalam kata benda
D. Menyusun Kerangka Karangan
Selanjutnya setelah judul diterapkan. Dibuat auatu
rencana atau bagan kerja (kerangka). Di dalam rencana
kerja itu harus dapat dilihathudungan yang jelas antara satu bagian dengan
bagian lainnya. Kerangka karangan
berisi suatu rangka yang jelas dan struktur yang teratur dari isi karangan yang
akan digarap.
1) Manfaat
kerangka karangan
a)
Membantu penulis menyusun karngan secara
teratur
b) Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan
serta memungkiinkan penulis memperluas bagian-bagian tersebut
c) Memperlihatkan atau memberikan gambaran
tentang bahan yang diperlukan dalam pembahasan
d) Menjadi patokan bekerja, sehingga tidak akan
terjadi tumpang tindih dalam penulisan
2) Bentuk
kerangka
Sebuah
kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik.
Kerangka kalimat mempergunakan
kalimat berita yang lengkap untuk menambahkan topik, sebab topik maupun sub-sub
topik. Sedangkan kerangka topik setiap butir dalam kerangka topik terdiri dari
topik yang berupa frase
3) Cara Penyusunan
kerangka karangan
a)
Buat kerangka secara garis besar
b)
Uraikan setiap butir kedalam sub
bagiannya
c)
Sub bagian dirinci kembali menjadi
sub-sub bagian.
7. Struktur
Karangan Ilmiah
1. Bagian pengantar
A.
Sampul depan
B.
Halaman judul
C.
Kata pengantar
D.
Daftar isi
2.
Bagian Naskah
A.
Pendahuluan
B.
Induk karangan/pembahasan
C.
Kesimpulan dan saran(penutup)
3. Bagian pelengkap
A.
Abstrak
B.
Daftar pustaka
C.
Indeks
D.
Lampiran
Struktur karangan ilmiah diatas dapat
dirangkum sebagai berikut:
- Bagian pengantar
1)
Sampul depan
Secara mekanis
berfungsi menlindungi naskah karangan agar tidak kotor dan rusak. Di samping
itu, juga berfungsi sebagai petunjuk
atau pengantar karena pada sampul tersebut tertera judul karangan, penerbit,
dan penulisnya.
2)
Halaman
judul
Halaman
judul memuat keterangan-keterangan yang lebih lengkap dari sampul. Secara
umum halaman judul memuat:
A) Judul karangan
B)
Nama penulis
C)
Untuk (memenuhi syarat) apa kanragan
disusun
D)
Nama lembaga yang menugaskan, dan
E) Tahun penyelesaian
3) Kata
pengantar
Kata
pengantar atau prakata, adalah bagian yang berfungsi mengantarkan uraian yang
termuat dalam naskah karnagan. Pada baian ini berisikan :
A) Riwayat atau sejarah sampai ditulisnya karangan
B)
Harapan-harapan dari diajukannya karangan
tersebut
C)
Apa yang bisa dicapai dengan penyelidikan
yang sudah dilaksanakan
D) Hambatan
E)
Bantuan saran-saran
F)
Ucapan terima kasih
4) Daftar isi
Daftar isi ibarat
peta karena dengan adanya daftar isi orang dapat mengetahui pokok-pokok
isi karangan dan sekaligus lokasinya. Daftar isi biasanya memuat nomor dan
judul, sebab judul dan sub-sub judul serta nomor halaman dimana judul. halaman
yang terdapat dalam daftar isi harus persis sama denga apa yang tertulis salam
naskah.
Daftar isi dapat dibuat dalam bentuk
yang seberhana dan terperinci. Untuk karangan yang tidak terlalu panjang (10-15
halaman) daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana, sedangkan
karangan yang panjang(15 lebih
halaman) digunakan daftar isi yang terperinci.
- Bagian Naskah
Naskah
karangan adalah bagian yang terpenting dari sebuah karangan, susunan bagian
anskah karngan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang
organik dari naskah karangan. Bagian ini tak mungkin dihilangkan, jika
dihilangkan berarti akan hilang pula kontinuitas dan kelancaran penutupan
naskah karangan. Pendahuluan pada dasarnya memuat maslah pokok yang dibahas dan
dijawab pada bab-bab selanjutnya.
Bagian
pendahuluan ini, memuat:
A)
latar belakang dan masalah
B)
Tujuan penulisan
C)
Ruang lingkup
D)
Kerangka teori yang dipakai sebagai acuan
E)
Metode dan teknik
2) Induk karangan
Pada dasarnya induk
karangan dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitu:
A) Hasil-hasil
penelitian data atau pendapat-pendapat yang diku- mpulkan tentang masalah yang
diajukan dalam nagian pendahuluan
B) Pemabahasan atau
analisis data dan interprestasi data dalam rangka menemukan jawaban dari
permasalahan yang diajukan
3) Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran biasanya merupkan baab tersendiri
yatu bab terakhir. Bagian ini harus memuat pernyataan-pernyataan kesimpulan
dari keseluruhan analisis, jadi bukan merupakan rangkuman atau ikhtisar dari
bab-bab sebelumnya
Sedangkan saran merupakan jalan keluar atau pemecahan
yang nerhubungan penerapan hasil penulisan dan untuk penelitian atau penulisan
selanjutnya. Kesimpulan dan saran biasanya sikemukakan dalam beberapa poin
sesuai dengan apa yang diajukan pada bab-bab sebelumnya.
- Pelengkap
Pelengkap
ini melengkapi suatu karangan ilmiah dengan petunjuk-petunjuk tentang sumber
data-data yang berupa pustaka. Lampiran-lampiran yang berisi data-data
terperinci yang kurang yang kurang tepat untuk dimasukkan dalam nskah dan
petunjuk-petunjuk terperinci tentang dimana letaknya suatu istilah atau
pengertian didalam naskah
Pelengkap biasanya
terdiri dari:
1)
Abstrak
Abstrak merupakan laporan yang
menyajikan tentang masalah pokok, tujuan, metode, data dan kesimpulan secara
ringkas dan padat, sehingga pembaca dapat memahami pokok-pokok atau hal-hal
yang penting dari sebuah karangan tanpa membaca karangan aslinya. Panjang
abstrak maksimum 3 halaman
2)
Daftar pustaka
Dalam daftar pustaka dimuat semua buku
yang disajikan acuan, pegangan, landasan penyusunan karangan.
Buku-buku yang tidak relevan dengan isi
karangan tidak boleh dicantumkan. Daftar pustaka merupakan suatu hal yang
sangat penting karena melalui daftar pustaka dapat diketahui sumber asli dari
pendapat-pendapat yang tercantum dalam sebuah karangan
Teknik
penulisan daftar pustaka:
- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan
referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Daftar
Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan nama pengarang
- Nama
pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan +
nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu
spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak
dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang,
cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis
informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
o Nama
Pengarang, Tahun Terbit. Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring). Kota
Penerbit: Nama Penerbit.
Cara
penyusunan daftar pustaka
a. Satu
Pengarang
Budiono. 1982. Teori
Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada.
Friedman. 1990. M.
Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.
b. Dua
Pengarang
Cohen, Moris R., and
Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york:
Harcourt
Nasoetion, A. H., dan
Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
c. Tiga
Pengarang
Heidjrahman R., Sukanto
R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian
penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Nelson, R.., P.
Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy.
Princeton: Princeton University Press.
d. Lebih
dari Tiga Pengarang
Barlow, R. et al. 1966.
Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
Sukanto R. et al. 1982.
Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM
e.
Pengarang Sama
Djarwanto Ps. 1982.
Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
____________. 1982.
Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
f. Tanpa
Pengarang
Author’s Guide. 1975.
Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
Interview Manual. 1969.
Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.
g.
Tesis
atau Disertasi yang belum diterbitkan (penggunaan titik
sesudah judul Skripsi/disertasi, jurnal menggunakan koma).
Noprisal,
Hendra. 1984. ”Fonologi Bahasa Gorontalo.” Skripsi Sarjana Fakultas Sastra
Universitas Indonesia, Jakarta.
h.
Buku
Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
Herman
Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
Karyadi
dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
i.
Buku
Jurnal atau Buletin
Insukindro dan Aliman,
1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal
Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
Granger, C.W.J., 1986.
“Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford
Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.
Antologi
Junus,
Umar.1986.”Kebudayaan Minangkabau”. Dalam Koentjaraningrat (editor). Manusia
dan kebudayaan di Indonesia.Jakarta:Djambatan.
3)
Indeks
Indeks merupakan suatu daftar yang memuat kata-kata atau
istilah-istilah khusus yang digunakan dalam sebuah karangan. Kata-kata atau
istilah tersebut disusun menurut abjad dan setiap kata atau istilah diikuti
oleh nomor-nomor halaman di mana kata atau istilah tersebut terdapat.
Indeks dapat membantu pembaca untuk mencari arti atau
maksud suatu istilah yang digunakan oleh penulis dalam karangannya.
Indeks hanya dianjurkan untuk karangan yang panjang
seperti disertasi atau karangan yang dibukukan (dicetak)
Cara penyusunan indek
a)
Sediakan lembaran-lembaran kertas lepas
dengan format yang sama (5x5cm) sebanyak 26 lembar
b)
Baca kembali seluruh isi karangan
c)
Catatlah pada lembaran kertas tersebut
setiap istilah, nama dan seharganya yang dijumpai pada setiap halaman dan
dicantumkan halaman di mana istilah atau nama tersebut ditulis
d)
Jika dijumpai istilah atau nama yang
sama beberapa kali, catat saja nomor halamannya.
4)
Lampiran
lampiran
atau appendiks berisi daftar-daftar atau gambar-gambar yang memaparkan
data-data terperinci, petikan yang panjang, contoh-contoh pengolahan statistic.
Dalam
karangan yang berbentuk lapoiran survey, lampiran berisi contoh daftar, contoh
daftar questionair, contoh jawaban, foto-foto, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang dimuat dalam lampiran haruslah mempunyai
hubungan yang erat dengan uraian dalam naskah. Isi suatu lampiran harus dapat
memperdalam, memperluas apa yang telah diuraikan dalam naskah. Jadi lampiran
harus berisi suplemen dari uraian naskah yang mutlak diperlukan atau paling
tidak sangat diharapkan
Keterangan yang memuat sejumlah lampiran, lampiran
tersebut harus diberi nomor urut dan judul. Untuk nomor urut gunakan angka
romawi besar, sedangkan untuk tulisan lampiran dan judulnya digunakan huruf
capital dan ditempatkan ditengah-tengah.