Jumat, 02 Mei 2014

MAHASISWAKU UAS WAS….WAS….



Jemari lentik tarian gemulai
Mainkan tinta di kertas putih
Torehkan kata demi kata
Kaitkan makna demi  makna
Dalam lenggang lenggok ragu dan galau
Pulpen terjatuh di atas tanya
Sandarkan kepala di jemari lunglai
Tarian terhenti bukan letih
Tapi kata berlari pergi
Tentukan makna sendiri – sendiri
Diantara kasak kusuk tanpa pasti
Tarian jemari mulai lagi
Kali ini, bukan pulpen di mainkan
Tapi lembar – lembar kertas yang tersimpan
Mencari kata yang bersembunyi
Pulpen bangkit dalam jemari
Kata – kata berhamburan, dahulu mendahului
Paksakan makna mainkan irama
Tarian jemari ternodai
Jemari lentik tarian gemulai
Tanpa lagi hiraukan laku
Nada dimainkan tanpa kaku
Habiskan kata yang tersisa
Hingga titik terjatuh ke lantai
Lalu pergi ikuti angin lewati pintu
Dalam takut dan pasrah
Jemari lentik tarian usai
Pulpen tergeletak pasrah di atas kata – kata
Yang terpindah dari lembar tersimpan
Tanpa titik mendampingi
Hanya makna tertidur mencibir
Di atas kertas yang terus mendehem.

Malam Ke Tiga Di Ujung Sumbawa



I

Kali ini,
Di atas pelataran sunyi,Ku coba berdamai dengan hati
Walau rindu menawarkan berjuta asa.
Bergantung pada ranting – ranting ragu

II

Meratapi rasa di pelataran duka
Ketika sunyi menggulung bebas
Menjilati luka yang hampir kering
Rinduku berulang di tetes  hening
Padamukah    ??
Yang pernah menebarkan asa
Di rentang waktu senyap
Lalu,kau luluhlantakkan dalam diam
Entahlah.

  
III
Di pojok Graha Satelit
Sepotong malam
Tersipu di tengah riak kelam
Melangkah perlahan dalam buaian gerimis
Dingin mencibir rinduku
Menyapa sepi di ujung trotoar
Hmmm...perlahan ku tutup ujung jari kaki
Agar angin tak lagi mengelus.

IV

Jiwa Menepis lagu dalam alunan nada keempat
Merancukan nafas pada ketukan pertengahan
Hati terperangah,tersentak diam dalam marah
Hingga terhenti tak tahu arah.

Buku Puisi “Sub Rosa” Karya Aurelia Tiara

EKA DWIBHAKTI
17403010
Puisi adalah suatu bentuk seni yang menggunakan kekuatan dan keindahan bahasa dan mengandalkan kualitasnya untuk menciptakan interpretasi yang beragam bagi tiap orang. Puisi adalah salah satu karya sastra tertua dalam sejarah manusia. syair-syair mitologi Yunani seperti Iliad dan Odyssey karya Homerus juga kitab-kitab kebijaksanaan Tao dan Konfusius, atau tradisi sastra lokal seperti pantun, gurindam, seloka, dsb, semuanya disajikan dalam syair-syair yang indah. Dalam kata-kata puisi terekam peristiwa-peristiwa yang mengilhami penyairnya sehingga kita dapat ikut melihat isi pikiran penyair dan merasakan apa yang ia alami.1) Melalui puisi kita dapat melacak sejarah hidup seorang penyair bahkan sejarah suatu bangsa.
Indonesia memiliki sastrawan dan penyair yang terkenal dari generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan ciri khas berdasarkan tema yang diangkat dalam setiap karya sastra. Perbedaan ini dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa Indonesia saat itu. Seiring dengan budaya kebebasan berekspresi dan kemajuan teknologi informatika, karya sastra kini dapat diakses melalui internet. Kini urusan menulis dan mengapresiasi karya sastra tidak lagi didominasi oleh generasi pendahulu yang telah mapan dalam dunia sastra. Hampir setiap individu dapat mempublikasikan karyanya kepada khalayak melalui media blog. Kehadiran komunitas-komunitas sastra dalam dunia cyber baik yang dikelola oleh pemerintah, organisasi ataupun individu juga maraknya sayembara menulis karya sastra mendorong lahirnya penyair-penyair muda Indonesia.
Bertolak dari kenyataan tersebut, puisi sebagai salah satu karya sastra juga telah melalui proses perkembangan. Para penyair terus menerus bereksperimen dalam menuturkan puisi. Hal ini dilakukan karena dalam proses apresiasi puisi, selain penyair, pembaca pun berperan penting dalam pemaknaan puisi. Disinilah letak keindahan puisi karena kedudukan penyair dan pembaca dalam mengapresiasikan puisi adalah setara.
Puisi dapat dituturkan menggunakan berbagai macam cara untuk memperindah maknanya. menyampaikan puisi melalui aksi teatrikal, lagu, dan ilustrasi adalah cara-cara yang digunakan penyair. Seperti sebuah cerita, puisi dapat dituturkan melalui sebuah alur. Disinilah terjadi kolaborasi dari berbagai disiplin seni sehingga tercipta suatu karya seni indah yang awalnya hanyalah berupa kata-kata. Penggunaan ilustrasi pada puisi bukanlah sebuah konsep baru. Dari waktu ke waktu seiring dengan perjalanan seni sastra dan seni rupa, para penyair mencoba berkolaborasi dengan para seniman dalam berbagai proyek ilustrasi puisi. Bentuk ilustrasi puisi pun sangat beragam mulai dari ilustrasi manual dengan
berbagai macam teknik, menggunakan computer graphic, hingga ilustrasi berbentuk seni instalasi dan lain sebagainya. Buku ilustrasi puisi adalah salah satu bentuk media kolaborasi antara unsur verbal dari puisi dengan unsur visual dari gambar. Di Indonesia sendiri, buku seperti ini masih jarang ditemui di pasaran buku pada umumnya. Walaupun demikian, proyek-proyek sejenis masih dijalankan secara independen oleh komunitas – komunitas sastra dan seni rupa.
1) Ari Cahya Utomo, Ah, puisi?, http://splashurl.com/l8gspma