Selasa, 17 November 2020

Best Practice ( Pembelajaran Berorientasi Higher Order Thinking Skills - HOTS )


BAB I

PENDAHULUAN

     Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang dilakukan selama ini, sebagian guru menggunakan buku siswa dan buku guru sebagai acuan dan sumber belajar. Karena sebagian guru meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Padahal dalam prakteknya banyak  mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, guru masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).  Disamping itu guru juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria, siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’.

Untuk menghadapi era globalisasi, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).  Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.

B.        Jenis Kegiatan

         Program pengembangan profesi yang dilakukan melalui peningkatan kompetensi permbelajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas  lulusan. Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia  Kelas IX  dengan materi pokok teks cerpen

C.        Manfaat Kegiatan

   Manfaat best practice ini adalah meningkatkan kompetensi siswa yang berorientasi HOTS ( Higher Order Thiking Skills ) yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.