Rabu, 08 Januari 2014

APRESIASI PUISI



A.    PENGERTIAN PUISI

          Puisi adalah suatu bentuk seni yang menggunakan kekuatan dan keindahan bahasa dan mengandalkan kualitasnya untuk menciptakan interpretasi yang beragam bagi tiap orang.
Puisi adalah salah satu karya sastra tertua dalam sejarah manusia. syair-syair mitologi Yunani seperti Iliad dan Odyssey karya Homerus juga kitab-kitab kebijaksanaan Tao dan Konfusius, atau tradisi sastra lokal seperti pantun, gurindam, seloka, dsb, semuanya disajikan dalam syair-syair yang indah. Dalam kata-kata puisi terekam peristiwa-peristiwa yang mengilhami penyairnya sehingga kita dapat ikut melihat isi pikiran penyair dan merasakan apa yang ia alami. Melalui puisi kita dapat melacak sejarah hidup seorang penyair bahkan sejarah suatu bangsa.
Indonesia memiliki sastrawan dan penyair yang terkenal dari generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan ciri khas berdasarkan tema yang diangkat dalam setiap karya sastra. Perbedaan ini dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa Indonesia saat itu. Seiring dengan budaya kebebasan berekspresi dan kemajuan teknologi informatika, karya sastra kini dapat diakses melalui internet. Kini urusan menulis dan mengapresiasi karya sastra tidak lagi didominasi oleh generasi pendahulu yang telah mapan dalam dunia sastra. Hampir setiap individu dapat mempublikasikan karyanya kepada khalayak melalui media blog. Kehadiran komunitas-komunitas sastra dalam dunia cyber baik yang dikelola oleh pemerintah, organisasi ataupun individu juga maraknya sayembara menulis karya sastra mendorong lahirnya penyair-penyair muda Indonesia.
Bertolak dari kenyataan tersebut, puisi sebagai salah satu karya sastra juga telah melalui proses perkembangan. Para penyair terus menerus bereksperimen dalam menuturkan puisi. Hal ini dilakukan karena dalam proses apresiasi puisi, selain penyair, pembaca pun berperan penting dalam pemaknaan puisi. Disinilah letak keindahan puisi karena kedudukan penyair dan pembaca dalam mengapresiasikan puisi adalah setara.
Puisi dapat dituturkan menggunakan berbagai macam cara untuk memperindah maknanya. menyampaikan puisi melalui aksi teatrikal, lagu, dan ilustrasi adalah cara-cara yang digunakan penyair. Seperti sebuah cerita, puisi dapat dituturkan melalui sebuah alur. Disinilah terjadi kolaborasi dari berbagai disiplin seni sehingga tercipta suatu karya seni indah yang awalnya hanyalah berupa kata-kata. Penggunaan ilustrasi pada puisi bukanlah sebuah konsep baru. Dari waktu ke waktu seiring dengan perjalanan seni sastra dan seni rupa, para penyair mencoba berkolaborasi dengan para seniman dalam berbagai proyek ilustrasi puisi. Bentuk ilustrasi puisi pun sangat beragam mulai dari ilustrasi manual dengan  berbagai macam teknik, menggunakan computer graphic, hingga ilustrasi berbentuk seni instalasi dan lain sebagainya. Buku ilustrasi puisi adalah salah satu bentuk media kolaborasi antara unsur verbal dari puisi dengan unsur visual dari gambar. Di Indonesia sendiri, buku seperti ini masih jarang ditemui di pasaran buku pada umumnya. Walaupun demikian, proyek-proyek sejenis masih dijalankan secara independen oleh komunitas – komunitas sastra dan seni rupa.

B.     PENDEKATAN DALAM APRESIASI
                Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh seorang sewaktu mengapresiasi sebuah karya sastra.
Keanekaragaman pendekatan yang digunakan ditentukan oleh   :
  1. Tujuan dan apa yang akan di apresiasi
  2. Bagaiman proses kegiatan apresiasi berlangsung
  3. Landasan teori apa yang digunakan dalam mengapresiasi.
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi, pembaca dapat menggunakan pendekatan meliputi          
1. Pendekatan PARAFRASTIS
            Pengertian pendekatan parafrastis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata – kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata – kata atau kalimat yang digunakan oleh pengarang.
Tujuan akhir dari pendekatan ini adalah  untuk menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.
Prinsip dasar dari penerapan pendekatan parafrastis adalah pada hakikatnya berangkat dari pemikiran bahwa   :
  1. Gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk yang berbeda
  2. Simbol – simbol yang bersifat konotatif dapat diganti dengan simbol – simbol yang tidak mengandung ketaksaan ( mempunyai makna lebih dari satu,kabur atau meragukan _ AMBIGU ) makna.
  3. Kalimat – kalimat atau baris dalam suatu cipta sastra yang mengalami pelesapan dapat dikembalikan kepada bentuk dasarnaya
  4. Mempermudah upaya pembaca dalam memahami makna yang terkandung dalam suatu cipta sastra.
  5. mempertajam,memeperluas dan melengkapi pemahaman gagasan yang diperoleh oleh pembaca.


2. Pendekatan EMOTIF
            Pendekatan emotif dalam mengapresiasi cipta sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur – unsur yang mengajak ( memeriksa atau hendak mengetahui isi hati, perasaan atau pikiran orang_ menduga ) emosi atau perasaan pembaca.
            Prisip dasar yang yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif ini adalah pandangan bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di hadapan pembaca untuk dinikmati sehingga mampu untuk memberikan hiburan dan kesenangan.
Dalam pelaksanaan pendekatan emotif ini pembaca akan dihadapkan pada pertanyaan – pertanyaan tentang  :
  1. Adakah unsur – unsur keindahan dalam cipta sastra yang akan di baca ?
  2. Bagaimana pengarang menampilkan keindahan itu ?
  3. Bagaimana wujud keindahan itu ?
  4. Bagaimana cara pembaca menemukan keindahan itu ?
  5. Berapa banyak keindahan itu dapat ditemukan  ?

Keindahan dalam sebuah cipta sastra bisanya berhubungan dengan gaya bahasa, penyampaian cerita, peristiwa maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik (Fiksi ),pola persajakan dan paduan bunyi yang menghadirkan unsur – unsur musikalitas yang merdu dan menarik sehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan pada pembacanya.
3. Pendekatan ANALITIS
            Pengertian pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide – idenya, sikap pengarang dalam menyampaikan gagasan, elemen instrinsik dan hubungan elemen – elemen instrinsik tersebut sehingga ada keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk dan totalitas makna.
            Dalam pendekatan ini pembaca selalu dihadapkan pada pertanyaan  :
  1. Unsur – unsur apa yang membangun karya sastra
  2. Bagaimana unsur – unsur itu ditata dan diolah oleh pengarang
  3. Bagaimana peranan setiap unsur tersebut.
  4. Bagaimana hubngan antara unsur yang satu dengan yang lainnya.
  5. Bagaimana cara memahaminya.

Jika pembaca  berusaha mencari jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, maka sebenarnya pembaca telah melaksanakan atau menerapkan pendekatan analitis.
            Penerapan pendekatan analitis pada dasarnya akan menolong pembaca dalam upaya mengenal unsur – unsur instrinsik yang secara aktual telah berada dalam cipta sastra tersebut.


BUATMU

BUAT KAU YANG JAUH.

Meratapi rasa di pelataran duka
Ketika sunyi menggulung bebas
Menjilati luka yang hampir kering
Rinduku berulang di tetes hening
Padamukah........
Yang pernah menebarkan asa
Di rentang waktu senyap
Lalu...kau luluhlantakkan dalam diam
Hingga ku coba berdamai dengan hati