I
Wahai
angin yang berduka
Yang menghembuskan nafas rindu
Di sudut luka sepotong malam
Yang menitikkan air mata galau
Di setiap goresan ragu pucuk daun
Aku bertanya tentang makna bisu padamu
Sejumput cahya
rembulan menata laku
Terangi persimpangan keempat
Cahyanya menampar ilusi
Dalam galau ragu terdiam
Rindukah................
Padahal asa terkapar meronta
II
Selamat datang kelam
Kita jumpa lagi di lereng malam
Lihatlah, bulan sedang bersolek malu
Tak ingin tampakkan wajahnya
Kemarilah kelam sahabatku
Pangku aku.
Tapi siapa yang kau gendong itu ?
Sunyikah......sang kekasih jiwa
Ahh,Kenapa kau ajak dia
Padahal aku ingin bermesraan denganmu.
Tapi, sudahlah
Biarkan dia duduk di tengah-tengah kita
..........................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar