Senin, 30 Desember 2013

ARTIKEL



BEBERAPA KONSEP
DALAM PENGAJARAN PUISI






OLEH:
JUMIANTI DIANA, S.S.
GURU BAHASA INDONESIA





SMP NEGERI 1 MOYO HILIR
SUMBAWA
NUSA TENGGARA BARAT
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Puisi sebagai salah satu karya sastra banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Meskipun demikian, dalam proses belajar-mengajar sastra seperti puisi terdapat berbagai kesulitan. Jika menjadi pengajar sastra dalam hal ini puisi, kita mengetahui cara memulai tugas yang cukup sulit tersebut, maka tak ada seorang pelajar pun yang tidak tertolong untuk dapat memahami dan menikmati puisi yang dibacanya.
Dalam usaha mengajarkan tentang cara menikmati puisi, dijumpai dua hambatan yang cukup menggangu. Pertama, adanya anggapan bahwa secara praktis puisi sudah tidak ada gunanya lagi. Kedua, adanya pandangan yang disertai prasangka bahwa mempelajari puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’. Pandangan semacam ini mungkin sekali berasal dari para pelajar yang berkemauan keras memahami dan menikmati sajak-sajak terkenal yang ditulis oleh para penyair terkenal yang sering menggunakan simbol, kiasan, dan ungkapan-ungkapan tertentu yang membingungkan. (Rahmanto, 1996:44-45).
Upaya untuk mengatasi kesulitan atau hambatan-hambatan seperti di atas maka kita perlu mengetahui: Bagaimanakah konsep dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pengajaran puisi? Pembahasan dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep-konsep dan langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang pengajar puisi.


 
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas mengenai konsep-konsep dan langkah-langkah mengenai pengajaran puisi, terlebih dahulu harus dipahami hakikat dari puisi itu sendiri. berikut merupakan contoh puisi Sapardi Djoko Damono
AIR SELOKAN

“Air di selokan itu mengalir dari rumah sakit”,
katamu pada suatu hari minggu pagi. Waktu itu kau berjalan-
jalan bersama istrimu yang sedang mengandung—ia hampir
muntah karena bau sengit itu.
Dulu di selokan itu mengalir pula air yang digunakan
untuk memandikanmu waktu kau lahir: campur darah dan amis
baunya.
Kabarnya tadi sore mereka sibuk memandikan mayat di
kamar mati.
+
Senja ini ketika dua orang anak sedang berak di tepi
selokan itu, salah seorang tiba-tiba berdiri dan menuding
sesuatu: ” hore, ada nyawa lagi terapung-apung di air itu—
alangkah indahnya!” tapi kau tak mungkin lagi menyaksikan
yang berkilau-kilauan hanyut di permukaan air yang anyir baunya
itu, sayang sekali.

Definisi puisi yang dikemukakan oleh Wirjosoedarmo (dalam Pradopo, 2000:5) mengenai puisi sebagai karangan yang terikat oleh: 1) banyak baris dalam tiap bait; 2) banyak kata dalam tiap baris; 3) banyak suku kata dalam tiap baris; 4) rima; dan 5) irama.
Jika melihat contoh puisi di atas, maka hakikat atau definisi puisi yang dikemukakan oleh Wirjosoedarmo tersebut tidak cocok dengan bentuk puisi sekarang. Berikut beberapa definisi puisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Puisi merupakan bentuk karya sastra dengan bahasa yang terpilih dan tersusun dengan perhatian penuh dan keterampilan khusus dan puisi merupakan bahasa yang padat dan penuh arti (Rahmanto, 1996:47).
Menurut Coleridge (dalam Pradopo, 2000:6) Puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah. Adapun definisi puisi yang dikemukakan oleh Pradopo (2000:7) bahwa “Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.”
Setelah memahami mengenai hakikat puisi maka kita perlu memperhatikan beberapa langkah efektif dalam membaca dan memahami puisi, seperti yang dikemukakan oleh Gani (1988:174-177) berikut ini:
a.       Bacalah sebuah puisi berulang kali.
b.      Gunakanlah selalu kamus ketika membaca puisi.
c.       Bacalah puisi sambil mendengarkan gema suara dalam sanubari Anda.
d.      Perhatikanlah dengan seksama sesuatu yang disampaikan sebuah puisi.
e.       Berlatihlah membaca bersuara sebuah puisi berulang kali.
Untuk membantu memahami puisi, pembaca hendaknya mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, diantaranya: “Siapakah si pembicara dan apa permasalahannya?” pertanyaan kedua adalah “ Apakah tujuan utama puisi ini?” setelah berhasil menjawab pertanyaan tersebut maka diajukanlah pertanyaan ketiga “Dengan cara bagaimana tujuan itu dikembangkan?”.
Pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah “mengapa puisi harus diajarkan kepada siswa?” Stephen Dunning memberikan jawaban sebagai berikut:
a)      Puisi memungkinkan siswa dapat kesempatan untuk mempelajari karya sastra secara komplit dan terfokus.
b)      Puisi secara linguistik merupakan medan penjelajahan sastra yang kaya, dan merangsang siswa melihat nilai-nilai dan kemungkinan-kemungkinan dalam bahasa.
c)      Puisi, karena secara formal dan linguistik berbeda dengan cipta sastra lain,  siswa dapat membicarakan secara serius tentang kenyataan-kenyataan hidup yang belum terungkap oleh karya sastra lain.
Dalam rangka pencapaian tujuan belajar siswa/pelajar maka perlu diperhatikan sembilan konsep pengajaran puisi yang dikemukan oleh Gani (1988:177-190) berikut:
·         Konsep pertama: yang bukan penggemar dan bukan pembaca puisi yang baik, sebaiknya jangan menjadi guru puisi.
·         Konsep kedua: guru puisi seyogyanya hanya mengajarkan puisi yang benar-benar dihayatinya.
·         Konsep ketiga: guru hendaknya mengutamakan unsur pengalaman dalam proses belajar-mengajarnya.
·         Konsep keempat: guru hendaknya mengajarkan mekanik puisi secara induktif.
·         Konsep kelima: guru hendaknya menghindarkan diri dari cara pemberian penjelasan yang berlebih-lebihan tentang puisi.
·         Konsep keenam: suatu unit puisi hendaknya jangan sampai menghilangkan prinsip pengajaran puisi terpadu. Selama proses belajar berlangsung, guru selalu menjaga agar disamping pemerolehan belajar ynag bersifat instruksional, juga tercapai hasil belajar yang bersifat pendamping. Perolehan instruksional yang dimaksud adalah siswa memiliki kemampuan merespons dan menganalisis puisi yang dipelajarinya. Adapun perolehan pendamping adalah siswa mendapatkan keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis.
·         Konsep ketujuh: siswa hendaknya diberi kesempatan untuk memilih sendiri puisi yang hendak dibaca, dipelajari dan didiskusikannya.
·         Konsep kedelapan: siswa yang ditugaskan membaca dan mempelajari puisi, sewaktu-waktu  hendaknya diminta menyatakan pendapatnya dengan bahasa yang puitis.
·         Konsep kesembilan: siswa hendaknya ditolong mengungkapkan bahwa puisi itu ditulis untuk segala hal.
Berikut pertimbangan-pertimbangan yang menjadi pedoman dalam pengajaran puisi agar pengajaran tersebut berlangsung sesuai dengan harapan:
1.      Jelaskan pada diri Anda sendiri secara tertulis, apa yang hendak diajarkan tentang puisi tersebut.
2.      Rencanakan tiga atau empat strategi untuk pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
3.      Yakinkan diri Anda bahwa pengajaran yang Anda lakukan menuntut: kerja, respons, dan aktifitas dari siswa Anda.
4.      Jika Anda telah menyelesaikan proses pengajaran, tanya diri Anda dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
§  Apakah tujuan-tujuan pengajaran anda telah terfokus pada kerja, respons dan aktivitas siswa?
§  Apakah pertanyaan saya mencerminkan pertanyaan yang dapat dijawab siswa?
§  Apakah aktivitas yang saya tawarkan mengundang aktivitas siswa?
§  Apakah saya berbicara terlalu banyak?
§  Apakah saya memfokuskanya pada puisi saja dan tidak mengaitkannya dengan keterampilan berbahasa yang lain?
5.      Diskusikanlah dengan rekan sejawat Anda.

BAB III
PENUTUP
Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam proses pengajaran puisi karena itu dianjurkan bagi seorang pengajar yang tidak gemar membaca puisi agar tidak mengajarkan tentang puisi. Hal itu merupakan konsep utama dalam pengajaran puisi selain beberapa konsep lainnya, konsep-konsep dan langkah-langkah harus diambil dan dilaksanakan agar tujuan pengajaran tercapai. Tujuan-tujuan itu antara lain: siswa dapat bermain dengan bahasa seperti para penyair, belajar membaca puisi dengan baik sehingga citarasa sastranya meningkat, dan mempertajam kemampuan membaca siswa yang memungkinkan siswa tidak hanya mampu memperoleh makna namun memberi makna.

ARTIKEL HASIL MGMP BAHASA INDONESIA GUGUS III



Artikel
Oleh : Saiful Ikhsan, S.Pd
MGMP Bahasa Indonesia Gugus III
Kabupaten Sumbawa


PENTINGNYA MINAT BACA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Latar Belakang
                  Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendiri dalam arti luas. Ia memerlukan bantuan orang lain. Itulah sebabnya manusia senantiasa hidup berkelompok, bekerja sama dan berinteraksi diantara sesamanya. Interaksi merupakan perwujudan naluri tiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu cara memenuhi kebutuhan adalah bekerja sama dan bergaul tukar-menukar informasi dan pengalaman. Untuk menyatakan isi gagasan atau batinnya, manusia mutlak memerlukan alat pengungkap yang sempurna. alat itu adalah bahasa.
              Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok sosial. Secara individu, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada orang lain. Secara kelompok sosial, bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya.
              Bahasa adalah “suatu sistem komunkasi menggunakan bunyi, yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara abitrer.”  (Suwarna, 2002: 5)
              Dalam keterampilan berbahasa secara utuh ada bagian-bagian kebahasaan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masalah keterampilan membaca. Keterampilan tersebut penulis teliti, mengingat pentingnya kemampuan membaca dalam konteks penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, yakni kegiatan membaca merupakan keterampilan reseptif yang mana pelakunya berusaha menyampaikan pesan maupun ide dan perasaannya kepada orang lain.
                         Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari empat macam keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat macam keterampilan tersebut di atas adalah saling terkait dan saling menunjang demi tercapainya tujuan pembelajaran bahasa, yaitu menguasai bahasa secara utuh yang meliputi pengusaan kosa kata, struktur tata bahasa yang tercermin dalam percakapan, membaca dan menulis.
                        Seseorang dikatakan terampil berbahasa jika telah mampu secara baik berkomunikasi, baik aktif (kemampuan berbicara dan kemampuan menulis) dan pasif (kemampuan menyimak dan kemampuan membaca).
                         Dalam hubungan dengan minat baca, biasanya siswa yang memiliki minat baca tinggi, maka siswa tersebut akan mendapat nilai baik dalam pelajaran bahasa Indonesia dan pelajaran lain, sebab memiliki pengetahuan yang luas.
                         Jika siswa tidak memiliki pengetahuan yang luas, hrus lebih meningkatkan minat baca siswa tersebut. Untuk itu, minat membaca dalam diri siswa perlu ditimbulkan dan ditingkatkan secara maksimal. Di sekolah-sekolah siswa perlu membaca, terutama membaca buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah dan buku-buku yang bermanfaat.
                         Pentingnya minat baca siswa ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan gemar membaca membantu pertumbuhan bahasa dalam diri siswa, sebab penguasaan membaca merupakan dasar untuk belajar lebih lanjut.
                         Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata (bahasa tulis). (Tarigan, 1987: 7)
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.
Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Slameto “menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.” (2003: 181)
Selain itu, dalam meningkatkan minat belajar siswa, guru memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Hubungan Minat Baca Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
Minat baca dalam proses belajar mengajar memberikan pengaruh tertentu terhadap hasil belajar atau prestasi belajar. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat dijelaskan dengan memperhatikan beberapa tujuan dari minat baca dalam proses belajar mengajar.
1.  Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa
”Konsentrasi yaitu kemampuan siswa dalam memusatkan perhatiannya pada pelajaran terutama tertuju pada bahan belajar atau pada proses belajar.” (Toto Rahimat dan Asep, 2001: 440) Dengan konsentrasi atau perhatian terpusat siswa akan menyerap materi pelajaran dengan efektif, sehingga siswa akan berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar dan berarti akan mencapai hasil dan prestasi belajar yang diharapkan.
2.  Membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
”Motivasi belajar adalah kondisi psikologi yang mendorong siswa untuk belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi belajar bertambah.” (Noehi Nasution, 1997: 97) Pendapat lain menyatakan, ”apabila motivasi belajar kuat, maka kegiatan dan hasil belajar akan meningkat, jika motivasi belajar lemah, maka kegiatan belajar lemah dan hasil belajar rendah.” (Toto Rahimat dan Asep, 2001: 439)
3.      Memodifikasi tingkah laku siswa dan mendorong munculnya prilaku yang positif
Modifikasi merupakan model tingkah laku siswa yang bermacam-macam, baik itu prilaku yang positif maupun yang negatif. Di dalam proses belajar mengajar dituntut siswa berprilaku positif, yaitu prilaku yang sesuai dengan tujuan belajar, sesuai dengan harapan siswa, sesuai dengan harapan guru dan sesuai dengan tujuan sekolah secara keseluruhan.
4.  Menumbuhkan rasa percaya diri
Guru hendaknya memiliki sikap yang ramah, penuh semangat dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik. Sikap demikian akan membangkitkan motivasi belajar, rasa senang, rasa percaya diri dan semangat peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Di dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik, sangat penting dan bermakna ketika guru menanamkan rasa ingin tahu kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat di dalam kelas.
5.  Memelihara iklim kelas yang kondusif
Iklim tersebut adalah menyediakan sumber belajar, menciptakan lingkungan belajar dan membentuk kelompok belajar. Siswa akan belajar dengan penuh tanggung jawab, perasaan senang dan gembira. Kondisi inilah yang akan membawa siswa untuk meraih hasil dan prestasi belajar secara memuaskan. Sehingga terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dengan murid, dan murid dengan murid. Hubungan seperti ini memudahkan guru mengadakan pendekatan secara pribadi, memelihara hubungan yang akrab dan sehat dalam melakukan pendekatan terhadap siswa. Dalam hal ini, guru membentuk kelompok yang tepat memvariasikan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid dari awal sampai akhir kegiatan, membagi-bagi perhatian pada tugas dan kebutuhan murid, dan mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi.
Pentingnya Minat Baca
Membaca adalah suatu kegiatan fisik dan mental. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Ini motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya minat membaca. Apabila minat itu sudah tumbuh dan berkembang dalam arti bahwa orang bersangkutan sudah mulai suka membaca, maka kebiasaan membaca pun akan cepat berkembang. Tempat yang terbaik untuk menumbuhkan minat dan mengembangkan kebiasaan membaca adalah di rumah, terutama karena suasanan kekeluargaan itu.
Melalui membaca, kita dapat memperoleh manfaat dari informasi yang baru mengenai dunia sekitar kita, mengenai bangsa lain, mengenai prestasi-prestasi dan pengalaman-pengalaman masa lalu atau tempat-tempat yang jauh. Kalau sebuah buku tidak dapat memperluas pengetahuan mengenai dunia kehidupan manusia, maka buku tersebut tidak pantas mendapat perhatian yang besar.

Daftar Pustaka :
1.      Noehi Nasution, 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka.
2.      Toto Rahimat, dkk., 2001. Keterampilan Dasar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

3.      Henry Guntur Tarigan, 1981. Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
4.      Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Rabu, 20 November 2013

PROGRAM UNGGULAN SMP NEGERI 1 MOYOHILIR SUMBAWA



LAMPIRAN

PENGEMBANGAN PROGRAM UNGGULAN SEKOLAH
KEGIATAN KARYA ILMIAH REMAJA (KIR)
DI SMPN 1 MOYOHILIR
TAHUN 2013 - 2014



I.         LATAR BELAKANG

Arah kebijakan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, yang telah ditetapkan salah satunya adalah, mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lingkungan sendiri sesuai dengan potensinya.  Misi pendidikan nasional dalam GBHN menetapkan “terwujudnya sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab memiliki ketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan mutu manusia Indonesia untuk memberikan bobot yang relevan dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, manusia Indonesia yang hendak dihasilkan oleh pendidikan nasional semestinya berorientasi lokal agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya, berwawasan nasional agar  tetap mengarah pada tercapainya misi nasional, serta berwawasan global agar dalam jangka panjang memiliki kemampuan untuk bersaing secara nasional dan internasional.
Mutu sumber daya manusia suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikan, dan hal ini tak lepas dari peran guru. Dengan berbagai strategi, perbaikan mutu pendidikan  diarahkan untuk meningkatkan mutu siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dasar, penguasaan bahasa asing dan penanaman sikap dan perilaku yang mencerminkan budi pekerti.  Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut di atas, Dinas Pendidikan nasional melalui Dirjen Dikdasmen sejak Tahun 1977 s.d 2011 telah memfasilitasi dan mendampingi pelajar Indonesia dalam mengikuti Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR), yang berhubungan dengan kemampuan siswa SMP dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
II.      TUJUAN

   Tujuan Pembinaan Kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMPN 1 Moyohilir antara lain:

1.    Membangkitkan minat dan memupuk kegemaran siswa SMP, di SMPN 1 Moyohilir Kabupaten Sumbawa untuk melakukan penelitian yang bersifat ilmiah.
2.    Menggalakkan dan merangsang para siswa di SMPN 1 Moyohilir Kabupaten Sumbawa untuk mengembangkan penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berguna untuk masyarakat,  serta meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa dibidang Ilmu dan teknologi.
3.    Memupuk rasa kepedulian terhadap permasalahan yang berkembang di lingkungan masyarakat Kabupaten Sumbawa.

III.   DESKRIPSI PROGRAM

Program pengembangan diri Kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMPN 1 Moyohyilir ini dilaksanakan untuk memanfaatkan waktu luang  siswa SMP untuk melakukan penelitian Ilmiah. Sehingga dari kegiatan ini dapat ditumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi  siswa SMP dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam dan potensi lingkungan sekitarnya melalui penelitian Ilmiah.
Cakupan dari bidang yang dibina pada Kegiatan Karya Ilmiah Remaja di SMPN 1 Moyohilir antara lain ada 3(tiga) bidang yaitu;   
1.      Bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan
2.      Bidang ilmu pengetahuan alam dan lingkungan
3.      Bidang teknik dan rekayasa
IV.   FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PROGRAM

Faktor pendukung terlaksananya program Kegiatan Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMPN 1 Moyohilir antara lain:
a.        Minat yang kuat dari siswa – siswi SMPN 1 Moyohilir untuk menjadi peserta binaan Kegiatan Karya Ilmiah Remaja ( KIR ). Hal itu dapat dilihat ketika diadakan seleksi untuk menjadi siswa binaan, peserta seleksinya cukup banyak, sehingga diadakan seleksi yang lebih teliti untuk menjaring peserta binaan yang berkualitas. 
b.       Sumber daya manusia yang mumpuni, yaitu guru Pembina Kegiatan Karya Ilmiah Remaja ( KIR ),  baik pada Bidang ilmu pengetahuan alam dan lingkungan , Bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan dan Bidang teknik dan rekayasa.
c.        Motivasi yang kuat didapatkan siswa binaan setelah melihat prestasi kakak kelas sebelumnya yang telah berprestasi di Tingkat Nasional,sehingga hal tersebut memotivasi siswa binaan yang baru untuk bisa menyamai prestasi atau bahkan melebihi prestasi kakak kelasnya terdahulu. Terutama dalam pelaksanaan persiapan Lomba ke Tingkat Nasional, saat latihan presentasi, didatangkan kakak kelas yang dulu berprestasi di Tingkat nasional sebagai motivator bagi adik kelasnya, untuk bisa berprestasi lebih tinggi dari mereka.

V.      HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dengan diadakannya Program Kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMPN 1 Moyohilir yaitu:
1.      Terwujudnya suasana akademis di lingkup sekolah   melalui peningkatan kreativitas, kemampuan berkomunikasi secara Ilmiah dan   terwujudnya sikap ilmiah, serta kepedulian terhadap permasalahan yang berkembang di lingkungan masyarakat Kabupaten Sumbawa.
2.      Dihasilkannya karya Ilmiah siswa SMP yang terbaik dalam berbagai bidang Ilmu Pengetahuan.
3.      Mencapai Juara I Tingkat Kabupaten, Tingkat Provinsi dan bahkan menuju Tingkat Nasional. 
VI.   RINCIAN PEMBIAYAAN

Pembiayaan Kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMPN 1 Moyohilir, menggunakan berbagai sumber dana antara lain:
- Dari program peningkatan mutu BOS SMPN 1 Moyohilir tahun 2013/2014
- Swadaya dari peserta pembinaan.

VII.JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan Kegiatan Karya Ilmiah Remaja di SMPN 1 Moyohilir disusun dan diatur sedemikaian rupa sehingga tidak berbenturan dengan kegiatan lain dan kesibukan yang dilakukan guru pembina.
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
- Hari Sabtu pukul 07.30 – 09.30 bertempat di ruang kelas SMPN 1 Moyohilir,  dan merupakan Pembinaan rutin.
                 - Hari minggu, pukul 08-00 – sampai selesai ( Penelitian Lapangan )
       b. Peserta Pembinaan
             Peserta pembinaan  Kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMPN 1 Moyohilir    adalah  siswa-siswi  SMPN 1 Moyohilir  yang berminat mengembangkan diri menjadi peserta binaan Kegiatan KIR.
     
d.      Guru Pembina

Guru Pembina pada Program Kegiatan Karya Ilmiah Remaja SMP Negeri 1 Moyohilir ditangani langsung oleh Pembina KIR SMP Negeri 1 Moyohilir, yakni :
-          Abdul Latief, S.Pd    ( Guru Matematika SMP Negeri 1 Moyohilir )

VIII.       PENUTUP

Demikian Program Kegiatan Karya Ilmiah ini kami susun, untuk dapat dijadikan permakluman dan diperhatikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembinaan  Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR ) SMPN 1 Moyohilir tahun 2013-2014, sehingga bisa dijadikan Program Unggulan Sekolah, serta dapat dijadikan panduan dalam menyongsong LPIR Tahun 2013.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dari penulisan Program Karya Ilmiah Remaja (KIR) ini, dan masih jauh dari sempurna, sehingga dengan rendah hati kami menerima saran dan kritikan yang membangun demi majunya Kegiatan KIR di SMPN 1 Moyohilir Sumbawa Besar. Semoga Allah SWT.  meridhlai kegiatan kita, amin.