Senin, 30 Desember 2013

Contoh RPP Kurikulum 2013 Hasil MGMP



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan                           : SMP
Mata Pelajaran                                  : Bahasa Indoesia
Kelas/semester                                   : VII/Semester dua
Materi Pokok                                       : TANGGAPAN DEKSKRIPTIF
Alokasi Waktu                                     : 2 pertemuan (6 X 40 menit)

A.      Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.   Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.   Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.       Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
1 dari 3

2
1 dari 5

3
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan

3.1.2 menentukan struktur teks tanggapan deskripsi

3.1.3 menentukan isi teks tanggapan deskriptif
3.1.4 menetukan cirri bahasa teks tanggapan deskripsi




4

4.1      Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan

4.1.1 menentukan makna kata dan makna kalimat yang terdapat pada teks tanggapan  deskriptif

4.1.2 smenjawab pertanyaan adiksimba terkait dengan tanggapan deskriptif
4.1.3  mengaitkan isi teks tanggapan deskriptif dengan kehidupan sehari-hari.



C.      Tujuan Pembelajaran  
                                                                       
Pertemuan ke-1

1.      Setelah membaca sebuah teks deskriptif, peserta didik mampu mengidentifikasi struktur teks deskriptif dengan baik.
2.      Setelah membaca sebuah teks deskriptif, peserta didik mampu mengidentifikasi ciri bahasa  teks deskriptif  dengan baik.
3.      Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa teks, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi pendapat dengan baik.
4.      Selama proses pembelajaran, peserta didik terbisas bersikap toleran dan banyak membantu sejawat dengan baik.
5.      Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gestur yang menunjukkan sikap santun dengan baik.




Pertemuan  ke-2

6.      Setelah membaca teks deskriptif, siswa  mampu menjelaskan  makna kata, kalimat, dan ungkapan yang terdapat dalam teks deskriptif dengan baik.
7.      Setelah membaca teks teks deskriptif, siswa  mampu menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis yang terkait dengan isi teks deskriptifdengan baik.
8.      Setelah membaca teks teks deskriptif, peserta didik mampu  menemukan keterkaitan isi teks deskriptifdengan kehidupan sehari-hari.
9.      Selama proses pembelajaran tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis,  peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi pendapat dengan baik.
10.  Selama proses pembelajaran  tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis, peserta didik terbiasa menunjukkan sikap toleran dan terbiasa  membantu sejawat dengan baik.
11.  Selama proses pembelajaran tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan literasi, inferensial, integrative, dan kritis, peserta didik terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gestur yang menunjukkan sikap santun dengan baik.

D.      Materi Pembelajaran 

Pertemuan ke-1
a.      Struktur teks deskriptif
b.      Ciri teks deskriptif
c.       Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak berpendapat saat berdiskusi
d.      Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan banyak membantu sejawat.
e.       Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan gestur dalam berdiskusi.

Pertemuan ke-2
a.   Isi  teks deskriptif
b.   Keterkaitan isi teks teks deskriptif dengan kehidupan nyata sehari-hari siswa
c.    Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak berpendapat saat berdiskusi
d.   Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan banyak membantu sejawat.
e.    Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan gestur dalam berdiskusi        




E.       Metode Pembelajaran
·      Pendekatan Komunikatif (Communicative Approach)
·      Model Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
·      Sintak: ( Struktur atau Langkah Pembelajaran )
1)      Membangun konteks
2)      Pemodelan teks
3)      Pemecahan masalah secara bersama
4)      Pemecahan masalah secara individual

F.         Media, Alat, dan Sumber

             1.      Media Pembelajaran
CD Interaktif  pembelajaran  teks deskriptif

        2.          Alat dan bahan
Teks deskriptif

        3.          Sumber Belajar
            Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa. hlm. …


G.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan  Pertama

Pendahuluan
1)      Peserta didik diajak guru  memahami tentang kenudayaan Indonesia
2)      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4—6 orang. Guru menarik perhatian peserta didik dengan menggunakan kutipan  teksTarian Saman” kepada peserta didik  dan peserta diminta menebak isi informasinya.
3)      Peserta didik,  mewakil kelompok,  memberikan pendapatnya secara bersungguh-sungguh berdasar  pengetahuan awalnya.
4)      Guru membangkitkan motivasi siswa dengan menyatakan bahwa setiap jawaban siswa pada dasarnya benar. Setiap jawaban yang kurang sempurna terhadap tebakan isi teks disempurnakan oleh guru.

5)      Guru menjelaskan manfaat belajar pokok bahasan teks deskriptif.

b.   Kegiatan inti
1)       Mengamati :
·          Siswa menjawab enam pertanyaan yang ada pada buku siswa hlm. 35—36 untuk membangun pemahaman tentang teks deskriptif.
·         Setelah menjawab pertanyaan, siswa menyimak guru membacakan teks deskriptif  berjudul “Tarian Saman”. Sambil mendengarkan hal-hal pembacaan oleh guru,  siswa mencermati isi dan struktur  teks tersebut.

2)                              Menanya
·         Siswa mempertanyakan tentang hal-hal (positif, negatif, menonjol, baru, sering muncul, dll) yang  terdapat pada teks deskriptif berjudul “Tarian Saman”. 
·         Dengan kata kunci, siswa melengkapi tabel untuk mendalami pemahaman pada isi teks
·         Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan tentang isi teks deskriptif dalam  diskusi kelompok kecil.

3)  Mengumpulkan data

·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks deskriptif  
·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks deskriptif “Tarian Saman”.
·               Siswa mengenali ide pokok pada teks deskriptif “Tarian Saman”.
·               Siswa mengidentifikasi bagian teks berjudul “Tarian Saman”.

4)...Menalar
·         Siswa mengomunikasikan hal-hal menarik dari teks yang baru dibaca.
·      Siswa melengkapi bagian yang rumpang pada buku siswa hlm. 37-38  dengan konjungsi yang sesuai.
·      Siswa menemukan makna kata sulit dalam teks  “Tarian Saman” dengan menggunakan kamus yang baik.
·       Siswa menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang baru saja ditemukan.

5)      Mengomunikasikan
·          Siswa menjelaskan  struktur teks   deskriptif “Tarian Saman”.
·          Siswa menjelaskan (1)  kata-kata kunci dan ide pokok yang terdapat pada teks (2) siswa menjelaskan struktur dari kedua teks deskriptif.

Penutup
·       Guru dan siswa melalukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang baru berlangsung.
·       Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran hari ini.
·       Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada siswa.

Pertemuan  Kedua
a.          Pendahuluan  (10 menit )
·      Siswa berdoa bersama.
·      Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum pembelajaran.
·      Guru menjelaskan manfaat belajar pokok bahasan  teks deskriptif.

b.          Kegiatan inti (100 meni)
1)                  Mengamati :
·         Siswa membaca teks  berjudul “Tarian Saman”,menemukan ide pokok , dan menangkap maknanya.
2)                                  Menanya
·      Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan mengacu pada  sepuluh butir pertanyaan pada buku siswa (hlm. 36) sebagai pemandu pemahaman isi cerpen.
·      Siswa mencatat informasi yang didapat dari pembacaan teks deskriptif

3)      Mengumpulkan data
·          Dengan dipandu oleh guru, siswa memberikan  komentar terhadap  berbagai isi informasi yang didapat dari pembacaan teks “Tarian Saman”. Komentar ditekankan pada keaslian pendapat siswa.
·          Dalam diskusi kelompok, siswa  membahas komentar masing-masing dengan sesama siswa.
·           Dengan dipandu oleh guru, siswa memperkaya informasi tentang budaya, nilai, kebiasaan, sikap seseorang dari buku-buku referensi.

4)                                  Menalar
·          Dengan dipandu oleh guru, siswa  mengaitkan isi  teks deskriptif  yang dibaca siswa dengan kebudayaan yang ada di lingkungan siswa.
·          Siswa menemukan makna kata sulit dalam teks “Tarian Saman” dengan menggunakan kamus yang baik.
·          Siswa menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang baru saja ditemukan dari kamus.



5)         Mengomunikasikan
·      Siswa menjelaskan  isi teks  deskriptif “Tarian Saman”.
·      Dalam diskusi kelompok/kelas, siswa menjelaskan  keterkaitan isi teks dengan kebudayan yang dikenal.

a.      Penutup
·         Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang baru berlangsung.
·         Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran hari ini.
·         Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada siswa.

I.    Penilaian

1.         Sikap spiritual dan sosial

a.        Teknik Penilaian         : Observasi
b.        Bentuk Instrumen       : Lembar observasi
c.         Kisi-kisi:
                                      LEMBAR OBSERVASI

No.
Sikap/Nilai
Indikator
Butir Pertanyaan
1
Menghargai dan bersyukur kepada Tuhan YME atas keberadaan bahasa Indonesia
Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
A1
  2

Percaya diri
Terbiasa  berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah.
A2
Terbiasa  memberi pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.
A3
3

Peduli
Terbiasa toleran  dalam memecahkan masalah.
A4
Terbiasa membantu sejawat dalam memecahkan masalah.
A5
4
Santun
Terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture santun.
A6
           

Instrumen: lihat  Lampiran 01

2.         Pengetahuan
                                   a.            Teknik Penilaian    : Tes Tulis
                                  b.            Bentuk Instrumen  :  Uraian Non Objektif (UNO)
                                   c.            Kisi-kisi:

No
Indikator
Butir Instrumen
1
Mengenal struktur teks deskriptif
B1
2
Mengenal struktur bahasa teks
B2
3
Memahami isi teks deskriptif
B3

Instrumen: lihat Lampiran 02.

3.         Keterampilan

a.        Teknik Penilaian         : Tes Tuls
b.        Bentuk Instrumen       : Pilihan Ganda
c.         Kisi-kisi:

Keterampilan
Butir Instrumen
4.1.1        Mengidentifikasi  kata, kalimat, dan ungkapan yang terdapat dalam teks deskriptif

C1, C2, C3
4.1.2        Menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis terkait isi teks.
C4, C,5, C6,C7
4.1.3        Menjelaskan keterkaitan isi teks dengan kebudayaan setempat.
C8, C9, C10

Instrumen: lihat Lampiran 03.




                                                                                                Sumbawa,  1 Desember 2013
Mengetahui                                                              
Kepala SMP Bangun Negeri,                                                         Guru Mata Pelajaran,

________________________                                                            _________________________
NIP. ...                                                                                                NIP. ...



ARTIKEL



BEBERAPA KONSEP
DALAM PENGAJARAN PUISI






OLEH:
JUMIANTI DIANA, S.S.
GURU BAHASA INDONESIA





SMP NEGERI 1 MOYO HILIR
SUMBAWA
NUSA TENGGARA BARAT
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Puisi sebagai salah satu karya sastra banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Meskipun demikian, dalam proses belajar-mengajar sastra seperti puisi terdapat berbagai kesulitan. Jika menjadi pengajar sastra dalam hal ini puisi, kita mengetahui cara memulai tugas yang cukup sulit tersebut, maka tak ada seorang pelajar pun yang tidak tertolong untuk dapat memahami dan menikmati puisi yang dibacanya.
Dalam usaha mengajarkan tentang cara menikmati puisi, dijumpai dua hambatan yang cukup menggangu. Pertama, adanya anggapan bahwa secara praktis puisi sudah tidak ada gunanya lagi. Kedua, adanya pandangan yang disertai prasangka bahwa mempelajari puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’. Pandangan semacam ini mungkin sekali berasal dari para pelajar yang berkemauan keras memahami dan menikmati sajak-sajak terkenal yang ditulis oleh para penyair terkenal yang sering menggunakan simbol, kiasan, dan ungkapan-ungkapan tertentu yang membingungkan. (Rahmanto, 1996:44-45).
Upaya untuk mengatasi kesulitan atau hambatan-hambatan seperti di atas maka kita perlu mengetahui: Bagaimanakah konsep dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pengajaran puisi? Pembahasan dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep-konsep dan langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang pengajar puisi.


 
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas mengenai konsep-konsep dan langkah-langkah mengenai pengajaran puisi, terlebih dahulu harus dipahami hakikat dari puisi itu sendiri. berikut merupakan contoh puisi Sapardi Djoko Damono
AIR SELOKAN

“Air di selokan itu mengalir dari rumah sakit”,
katamu pada suatu hari minggu pagi. Waktu itu kau berjalan-
jalan bersama istrimu yang sedang mengandung—ia hampir
muntah karena bau sengit itu.
Dulu di selokan itu mengalir pula air yang digunakan
untuk memandikanmu waktu kau lahir: campur darah dan amis
baunya.
Kabarnya tadi sore mereka sibuk memandikan mayat di
kamar mati.
+
Senja ini ketika dua orang anak sedang berak di tepi
selokan itu, salah seorang tiba-tiba berdiri dan menuding
sesuatu: ” hore, ada nyawa lagi terapung-apung di air itu—
alangkah indahnya!” tapi kau tak mungkin lagi menyaksikan
yang berkilau-kilauan hanyut di permukaan air yang anyir baunya
itu, sayang sekali.

Definisi puisi yang dikemukakan oleh Wirjosoedarmo (dalam Pradopo, 2000:5) mengenai puisi sebagai karangan yang terikat oleh: 1) banyak baris dalam tiap bait; 2) banyak kata dalam tiap baris; 3) banyak suku kata dalam tiap baris; 4) rima; dan 5) irama.
Jika melihat contoh puisi di atas, maka hakikat atau definisi puisi yang dikemukakan oleh Wirjosoedarmo tersebut tidak cocok dengan bentuk puisi sekarang. Berikut beberapa definisi puisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Puisi merupakan bentuk karya sastra dengan bahasa yang terpilih dan tersusun dengan perhatian penuh dan keterampilan khusus dan puisi merupakan bahasa yang padat dan penuh arti (Rahmanto, 1996:47).
Menurut Coleridge (dalam Pradopo, 2000:6) Puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah. Adapun definisi puisi yang dikemukakan oleh Pradopo (2000:7) bahwa “Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.”
Setelah memahami mengenai hakikat puisi maka kita perlu memperhatikan beberapa langkah efektif dalam membaca dan memahami puisi, seperti yang dikemukakan oleh Gani (1988:174-177) berikut ini:
a.       Bacalah sebuah puisi berulang kali.
b.      Gunakanlah selalu kamus ketika membaca puisi.
c.       Bacalah puisi sambil mendengarkan gema suara dalam sanubari Anda.
d.      Perhatikanlah dengan seksama sesuatu yang disampaikan sebuah puisi.
e.       Berlatihlah membaca bersuara sebuah puisi berulang kali.
Untuk membantu memahami puisi, pembaca hendaknya mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, diantaranya: “Siapakah si pembicara dan apa permasalahannya?” pertanyaan kedua adalah “ Apakah tujuan utama puisi ini?” setelah berhasil menjawab pertanyaan tersebut maka diajukanlah pertanyaan ketiga “Dengan cara bagaimana tujuan itu dikembangkan?”.
Pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah “mengapa puisi harus diajarkan kepada siswa?” Stephen Dunning memberikan jawaban sebagai berikut:
a)      Puisi memungkinkan siswa dapat kesempatan untuk mempelajari karya sastra secara komplit dan terfokus.
b)      Puisi secara linguistik merupakan medan penjelajahan sastra yang kaya, dan merangsang siswa melihat nilai-nilai dan kemungkinan-kemungkinan dalam bahasa.
c)      Puisi, karena secara formal dan linguistik berbeda dengan cipta sastra lain,  siswa dapat membicarakan secara serius tentang kenyataan-kenyataan hidup yang belum terungkap oleh karya sastra lain.
Dalam rangka pencapaian tujuan belajar siswa/pelajar maka perlu diperhatikan sembilan konsep pengajaran puisi yang dikemukan oleh Gani (1988:177-190) berikut:
·         Konsep pertama: yang bukan penggemar dan bukan pembaca puisi yang baik, sebaiknya jangan menjadi guru puisi.
·         Konsep kedua: guru puisi seyogyanya hanya mengajarkan puisi yang benar-benar dihayatinya.
·         Konsep ketiga: guru hendaknya mengutamakan unsur pengalaman dalam proses belajar-mengajarnya.
·         Konsep keempat: guru hendaknya mengajarkan mekanik puisi secara induktif.
·         Konsep kelima: guru hendaknya menghindarkan diri dari cara pemberian penjelasan yang berlebih-lebihan tentang puisi.
·         Konsep keenam: suatu unit puisi hendaknya jangan sampai menghilangkan prinsip pengajaran puisi terpadu. Selama proses belajar berlangsung, guru selalu menjaga agar disamping pemerolehan belajar ynag bersifat instruksional, juga tercapai hasil belajar yang bersifat pendamping. Perolehan instruksional yang dimaksud adalah siswa memiliki kemampuan merespons dan menganalisis puisi yang dipelajarinya. Adapun perolehan pendamping adalah siswa mendapatkan keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis.
·         Konsep ketujuh: siswa hendaknya diberi kesempatan untuk memilih sendiri puisi yang hendak dibaca, dipelajari dan didiskusikannya.
·         Konsep kedelapan: siswa yang ditugaskan membaca dan mempelajari puisi, sewaktu-waktu  hendaknya diminta menyatakan pendapatnya dengan bahasa yang puitis.
·         Konsep kesembilan: siswa hendaknya ditolong mengungkapkan bahwa puisi itu ditulis untuk segala hal.
Berikut pertimbangan-pertimbangan yang menjadi pedoman dalam pengajaran puisi agar pengajaran tersebut berlangsung sesuai dengan harapan:
1.      Jelaskan pada diri Anda sendiri secara tertulis, apa yang hendak diajarkan tentang puisi tersebut.
2.      Rencanakan tiga atau empat strategi untuk pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
3.      Yakinkan diri Anda bahwa pengajaran yang Anda lakukan menuntut: kerja, respons, dan aktifitas dari siswa Anda.
4.      Jika Anda telah menyelesaikan proses pengajaran, tanya diri Anda dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
§  Apakah tujuan-tujuan pengajaran anda telah terfokus pada kerja, respons dan aktivitas siswa?
§  Apakah pertanyaan saya mencerminkan pertanyaan yang dapat dijawab siswa?
§  Apakah aktivitas yang saya tawarkan mengundang aktivitas siswa?
§  Apakah saya berbicara terlalu banyak?
§  Apakah saya memfokuskanya pada puisi saja dan tidak mengaitkannya dengan keterampilan berbahasa yang lain?
5.      Diskusikanlah dengan rekan sejawat Anda.

BAB III
PENUTUP
Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam proses pengajaran puisi karena itu dianjurkan bagi seorang pengajar yang tidak gemar membaca puisi agar tidak mengajarkan tentang puisi. Hal itu merupakan konsep utama dalam pengajaran puisi selain beberapa konsep lainnya, konsep-konsep dan langkah-langkah harus diambil dan dilaksanakan agar tujuan pengajaran tercapai. Tujuan-tujuan itu antara lain: siswa dapat bermain dengan bahasa seperti para penyair, belajar membaca puisi dengan baik sehingga citarasa sastranya meningkat, dan mempertajam kemampuan membaca siswa yang memungkinkan siswa tidak hanya mampu memperoleh makna namun memberi makna.

ARTIKEL HASIL MGMP BAHASA INDONESIA GUGUS III



Artikel
Oleh : Saiful Ikhsan, S.Pd
MGMP Bahasa Indonesia Gugus III
Kabupaten Sumbawa


PENTINGNYA MINAT BACA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Latar Belakang
                  Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendiri dalam arti luas. Ia memerlukan bantuan orang lain. Itulah sebabnya manusia senantiasa hidup berkelompok, bekerja sama dan berinteraksi diantara sesamanya. Interaksi merupakan perwujudan naluri tiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu cara memenuhi kebutuhan adalah bekerja sama dan bergaul tukar-menukar informasi dan pengalaman. Untuk menyatakan isi gagasan atau batinnya, manusia mutlak memerlukan alat pengungkap yang sempurna. alat itu adalah bahasa.
              Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok sosial. Secara individu, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada orang lain. Secara kelompok sosial, bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya.
              Bahasa adalah “suatu sistem komunkasi menggunakan bunyi, yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara abitrer.”  (Suwarna, 2002: 5)
              Dalam keterampilan berbahasa secara utuh ada bagian-bagian kebahasaan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masalah keterampilan membaca. Keterampilan tersebut penulis teliti, mengingat pentingnya kemampuan membaca dalam konteks penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, yakni kegiatan membaca merupakan keterampilan reseptif yang mana pelakunya berusaha menyampaikan pesan maupun ide dan perasaannya kepada orang lain.
                         Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari empat macam keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat macam keterampilan tersebut di atas adalah saling terkait dan saling menunjang demi tercapainya tujuan pembelajaran bahasa, yaitu menguasai bahasa secara utuh yang meliputi pengusaan kosa kata, struktur tata bahasa yang tercermin dalam percakapan, membaca dan menulis.
                        Seseorang dikatakan terampil berbahasa jika telah mampu secara baik berkomunikasi, baik aktif (kemampuan berbicara dan kemampuan menulis) dan pasif (kemampuan menyimak dan kemampuan membaca).
                         Dalam hubungan dengan minat baca, biasanya siswa yang memiliki minat baca tinggi, maka siswa tersebut akan mendapat nilai baik dalam pelajaran bahasa Indonesia dan pelajaran lain, sebab memiliki pengetahuan yang luas.
                         Jika siswa tidak memiliki pengetahuan yang luas, hrus lebih meningkatkan minat baca siswa tersebut. Untuk itu, minat membaca dalam diri siswa perlu ditimbulkan dan ditingkatkan secara maksimal. Di sekolah-sekolah siswa perlu membaca, terutama membaca buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah dan buku-buku yang bermanfaat.
                         Pentingnya minat baca siswa ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan gemar membaca membantu pertumbuhan bahasa dalam diri siswa, sebab penguasaan membaca merupakan dasar untuk belajar lebih lanjut.
                         Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata (bahasa tulis). (Tarigan, 1987: 7)
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.
Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Slameto “menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.” (2003: 181)
Selain itu, dalam meningkatkan minat belajar siswa, guru memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Hubungan Minat Baca Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
Minat baca dalam proses belajar mengajar memberikan pengaruh tertentu terhadap hasil belajar atau prestasi belajar. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat dijelaskan dengan memperhatikan beberapa tujuan dari minat baca dalam proses belajar mengajar.
1.  Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa
”Konsentrasi yaitu kemampuan siswa dalam memusatkan perhatiannya pada pelajaran terutama tertuju pada bahan belajar atau pada proses belajar.” (Toto Rahimat dan Asep, 2001: 440) Dengan konsentrasi atau perhatian terpusat siswa akan menyerap materi pelajaran dengan efektif, sehingga siswa akan berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar dan berarti akan mencapai hasil dan prestasi belajar yang diharapkan.
2.  Membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
”Motivasi belajar adalah kondisi psikologi yang mendorong siswa untuk belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi belajar bertambah.” (Noehi Nasution, 1997: 97) Pendapat lain menyatakan, ”apabila motivasi belajar kuat, maka kegiatan dan hasil belajar akan meningkat, jika motivasi belajar lemah, maka kegiatan belajar lemah dan hasil belajar rendah.” (Toto Rahimat dan Asep, 2001: 439)
3.      Memodifikasi tingkah laku siswa dan mendorong munculnya prilaku yang positif
Modifikasi merupakan model tingkah laku siswa yang bermacam-macam, baik itu prilaku yang positif maupun yang negatif. Di dalam proses belajar mengajar dituntut siswa berprilaku positif, yaitu prilaku yang sesuai dengan tujuan belajar, sesuai dengan harapan siswa, sesuai dengan harapan guru dan sesuai dengan tujuan sekolah secara keseluruhan.
4.  Menumbuhkan rasa percaya diri
Guru hendaknya memiliki sikap yang ramah, penuh semangat dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik. Sikap demikian akan membangkitkan motivasi belajar, rasa senang, rasa percaya diri dan semangat peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Di dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik, sangat penting dan bermakna ketika guru menanamkan rasa ingin tahu kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat di dalam kelas.
5.  Memelihara iklim kelas yang kondusif
Iklim tersebut adalah menyediakan sumber belajar, menciptakan lingkungan belajar dan membentuk kelompok belajar. Siswa akan belajar dengan penuh tanggung jawab, perasaan senang dan gembira. Kondisi inilah yang akan membawa siswa untuk meraih hasil dan prestasi belajar secara memuaskan. Sehingga terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dengan murid, dan murid dengan murid. Hubungan seperti ini memudahkan guru mengadakan pendekatan secara pribadi, memelihara hubungan yang akrab dan sehat dalam melakukan pendekatan terhadap siswa. Dalam hal ini, guru membentuk kelompok yang tepat memvariasikan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid dari awal sampai akhir kegiatan, membagi-bagi perhatian pada tugas dan kebutuhan murid, dan mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi.
Pentingnya Minat Baca
Membaca adalah suatu kegiatan fisik dan mental. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Ini motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya minat membaca. Apabila minat itu sudah tumbuh dan berkembang dalam arti bahwa orang bersangkutan sudah mulai suka membaca, maka kebiasaan membaca pun akan cepat berkembang. Tempat yang terbaik untuk menumbuhkan minat dan mengembangkan kebiasaan membaca adalah di rumah, terutama karena suasanan kekeluargaan itu.
Melalui membaca, kita dapat memperoleh manfaat dari informasi yang baru mengenai dunia sekitar kita, mengenai bangsa lain, mengenai prestasi-prestasi dan pengalaman-pengalaman masa lalu atau tempat-tempat yang jauh. Kalau sebuah buku tidak dapat memperluas pengetahuan mengenai dunia kehidupan manusia, maka buku tersebut tidak pantas mendapat perhatian yang besar.

Daftar Pustaka :
1.      Noehi Nasution, 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka.
2.      Toto Rahimat, dkk., 2001. Keterampilan Dasar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

3.      Henry Guntur Tarigan, 1981. Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
4.      Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.