Jumat, 25 Oktober 2013

Rabu, 22 Mei 2013

SUNYIKU

Meratapi rasa di pelataran duka
Ketika sunyi menggulung bebas
Menjilati luka yang hampir kering
Rinduku berulang di tetes hening
Padamukah ??
Yang pernah menebarkan asa
Di rentang waktu senyap
Lalu,kau luluhlantakkan dalam diam 


Ketika ku lihat pintu tertutup di hadapanku dan aku terjebak.
Aku terjebak diantara keinginan untuk melangkah ke depan,
Sementara ketakutan di belakangku menungguku dalam kegelapan.
Aku Sendirian
 

Sepi merapat di sisi beranda
Diam terhimpit diantara sunyi malam
Di manakah rembulan
Yang kerap terangi berandaku......??


 Aku terdiam di perjalanan ke empat.
Duduk sambil melemparkan kerikil satu-satu ke dalam bara api.
Ku ambil kembali dan ku genggam erat,hingga terasa panas dan membakar telapakku.
Aku tak ingin meringis apalagi menangis.
Tapi aku hanya diam.


Selasa, 21 Mei 2013

Materi : TEORI PENULISAN KARANGAN ILMIAH



KARANGAN ILMIAH
1.      Pengertian Karangan Ilmiah
Ada berbagai definisi yang ditulis para ilmuwan tentang karangan ilmiah. Diantaranya, Faizah(2008:89) mengatakan  : karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang bersifat ilmiah yang mengungkapkan buah pikiran, hasil pengamatan , atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode atau sistematika tertentu, dan hasil serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Dan juga diantaranya dikemukakan oleh Brotowidjoyo(1958:8-9) mengatakan : karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis metodologi penulisan yang baik dan benar, serta ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya.
Jadi, Karangan ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah yang didapat dari buah pikiran, penyelidikan-penyelidikan. Penyelidikan tersebut dapat berupa penyelidikan pustaka, laboratorium atau penyelidikan lapangan.
Pada dasarnya karangan ilmiah ditulis setelah adanya masalah yang diikuti pengumpulan kenyataan tentang masalah tersebut, analisa, dan kesimpulan yang didapat dari analisis. Dengan kata lain, karangan ilmiah adalah suatu karangan yang memuat suatu masalah yang timbul. Kenyataan-kenyataan tentang masalah tersebut, analisis dan kesimpulan. Jadi pada akhir setiap karangan selalu dikemukakan kesimpulan. Kesimpulan dapat berbentuk sesuatu yang baru atau hal yang serupa dengan penemuan sebelumnya. Dengan demikian, kesimpulan dapat memperkuat, membantah penemuan sebelumnya, ataupun sama sekali lain dari penemuan-penemuan sebelumnya.

2.   Ciri-ciri karangan ilmiah
A.                Data-data yang diperoleh haruslah dianalisis dan dikemukakan secara objektif.
Dikarenakan ini karangan ilmiah, jadi data-data yang didapat harus objektif bukan  subjektif.
B.                 Sopan dan rendah hati
Dalam karangan ilmiah perlu adanya sikap menghargai dari karya orang lain, rendah hati, seperti penggunaan kutipan, kata-kata pun harus tidakboleh sampai menyinggung peraasaano orang lain seperti pembaca.
C.                 Kejujuran ilmiah
Setiap ilmiah dikerjakan secara objektif sesuai hasil yang diperoleh, tidak dibolehkan kebohongan data atau asal-asalan karena ini akan dibaca oleh orang banyak.
D.                Jelas, tegas, singkat, sederhana, dan teliti
Tulisan ilmiah haruslah jelas tidak bertele-tele dalam penyampaian karena itu boros dan tidak efektif, penulisan juga haruslah masuk akal, benar, baik secara empiris maupun secara logika.
E.                 Relevan dengan disiplin ilmu yang bersangkutan
Penulisan karya ilmiah harus didasarkan antara masalah yang dibahas denga teori yang digunakan. Misalnya masalah yang dibahas adalah masalah teknologi, maka pendekatan, pembeberan, dan pembahasannya harus berdasarkan prinsip-prinsip dalam teknologi.
3.   Jenis Karangan Ilmiah
Pada hakekatnya semua karangan ilmiah data digolongkan sebagai laporan ilmiah, sebab semua karangn ilmiah berisikan laporan tentang suatu penyelidikan baik penyelidikan lapangan, laboratorium maupun perpustakaan. Tetapi karena materi, cara susunan, tujuan dan panjang pendeknya. Berbeda maka digunakan nama yang berbeda pula.
Diantaranya dikenal nama: laporan, naskah berkala, skripsi, tesis, disertasi, paper, buku pelajaran, module, diktat.
  1. Laporan
Sebagaiman disebutkan diatas pada dasarnya semua karangan ilmiah adalah laporan. Namun yang dimaksud laporan disini adalah karangan ilmiah yang melaporkan hasil penelitian/percobaan, pekerjaan dilaboratorium atau dilapangan. Oleh pratikum dan laporan praktek. Biasanya laporan hanya mencakup bidang-bidang tertentu yang sangat terbatas dan ditugaskan oleh dosen. Laporan ini sedikit sekali membutuhkan kepustakaan. Dengan demikian hasil-hasil atau kesimpulan yang diperoleh bukan hal yang baru
Berbeda dengan laporan research, laporan ini harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hasil atau kesimpulan yang diperoleh harus dapat memperkaya pembedaharaan ilmiah di bidangnya. Laporan research memerlukan kepustakaan, di samping untuk menghindari percobaan-percobaan dengan objek yang sama, juga untuk mendapatkan metode yang tepat untuk menganalisa data yang diperoleh.
  1. Naskah Berkala
Naskah berkala ini sering disebut dengan istilah laporan bacaan, term paper, referaat. Naskah berkala ini mempunyai sumber data pokok satu-satunya buku yang ditunjuk oleh dosen yang bersangkutan. Topik dalam naskah biasanya ditentukan oleh dosen dan menyangkut pengetahuan yang sudah diajarkan. Panjang karangan hanya beberapa halaman saja.
  1. Skripsi
Skripsi merupakan karangan yang mempunyai data dari pustaka. Dengan bahan-bahan dari pustaka diajukan suatu permasalahaan dengan batas-batasnya, data-data dengan pembahasan dan kesimpulan. Dengan kata lain, skripsi adalah karangan ilmiah yang memerlukan gambaran tentang suatu masalah dengan data-data gambaran dari pustaka dan menghasilkan kesimpulan.
  1. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana.
  1. Disertasi
Dalam skripsi atau tesis sumber data ilmiah diperoleh dari pustaka, sedangkan disertasi sumber data utama melalui penyelidikan laboratorium atau lapangan. Bukan berarti data dari pustaka tidak diperlukan, data pustaka juga penting untuk penentuan masalah, metode dan bahan pembanding.
Tegasnya, dalam hal sumber data, disertasi harus mempunyai paling tidak dua sumber yaitu: lapangan atau laboratorium dan pustaka.
Pada disertasi pembahasan lebih luas dan mendalam dibanding skripsi atau tesis. Dalam disertasi harus terdapat dalil-dalil, yaitu prinsip-prinsip ilmiah baru, sanggahan terhadap prinsip-prinsip lama. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu pendidikan tinggi. Jika temuan penulis dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doctor.
  1. Paper(working paper)
Karangan ilmiah ini biasa disebut reading atau book report(naskah semester), biasanya paper ditugaskan oleh seorang pengajar (dosen) dalam mata kuliah tertentu pada saat semester/perkuliahan akan berakhir. Dari segi kuantitas, karangan ini tidak begitu panjang, berkisar 10-15 halaman.
  1. Buku pelajaran
Buku pelajaran merupakan bahan/materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk buku dan digunakan sebagai pedoman atau pengangan dalam proses belajar mengajar.
  1. Modul
Modul merupakan tulisan yang berisikan tentang uraian mata kuliah tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuloiahan. Adapun garis besar isi dari modul adalah : tujuan khusus yang akan dicapai dalam perkuliahan tersebut, uraian secara rinci pokok bahasan, bahan pengajaran, bahan evaluasi, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan selama perkuliahan tersebut.
  1. Diktat
Dalam tulisan ini secara kuantitas lebih panjang dari modul, digunakan dalam proses belajar mengajar (perkuliahan), susunannya terurai menurut bab sesuai dengan keperluan.


4.   Manfaat Penyusunan Karangan ilmiah
Penyusunan karangan ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik dari penulis maupun bagi masyarakat. Menurut Sikumbang(1981:2-5), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagi berikut:
  1. Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang akan dibahas
  2. Penulis terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
  3. Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
  4. Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
  5. Penulis akan memperoleh kepuasaan intelektual
  6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat
5.   Tujuh macam sikap ilmiah
Penulis karangan ilmiah sepatutnya memeiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanga dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun kepada diri sendiri.
Menurut Brotowodjoyo(1985:33-34), orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memilki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap tersebut adalah sebagai berikut:
A. Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian ? apa saja unsu-unsurnya? Bagaimana kalua diganti dengan komponen yang lain, dan deterusnya.
B. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya; baik dengan jalan bertanya kepada siap saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
C. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain
D. Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi
E. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan meanggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarangnya
F. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya
G. Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap “futuristic”,yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun suatu teori baru
6.   Teknik Penulisan Karangan Ilmiah
A. Menentukan Topik
Topik berarti “subjek” atau pokok pembicaraan. Topik adalah suatu pemberian khusus, sebuah pengalaman, proses atau sebuah ide, keraf(1980:107) “topik yang akan ditulis bersumber di sekeliling kehidupan manusia”. Dalam menentukan topik perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1)   Topik tersebut layak dibahas atau ada manfaatnya bila dibahas
2)   Topik itu cukup menarik terutama bagi penulisnya
3)   Topik itu dikenal dengan baik
4)   Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai
5)   Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
B. Membatasi Topik
Pada saat pertama kali menulis, seseorang dihadapkan kepada masalah apa yang akan ditulis, berapa panjangnya tulisan tersebut. Mungkin penulis sudah mengetahui apa yang akan ditulis, namun pengetahuannya saja tentang topik itu saja belum mencukupi. Penulis harus membatasi topik agar tidak tersesat pada suatu tulisan yang tidak menentu dan tidak kunjung sampai pada titik akhir.
C. Menetapkan judul
Setelah menentukan dan membatasi topik, langkah selanjutnya yaitu menetapkan judul. Untuk menentukan judul karangan ilmiah harus diperhatikan persyaratan berikut
1)   Harus sesuai dengan topik atau isi karangan beserta jangkauannya
2)   Dinyatakan dalam bentuk frasa
3)   Usahakan sesingkat mungkin
4)   Harus jelas
5)   Dinyatakan dalam kata benda
D. Menyusun Kerangka Karangan
Selanjutnya setelah judul diterapkan. Dibuat auatu rencana atau bagan kerja (kerangka). Di dalam rencana kerja itu harus dapat dilihathudungan yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya. Kerangka karangan berisi suatu rangka yang jelas dan struktur yang teratur dari isi karangan yang akan digarap.
1)   Manfaat kerangka karangan
a)   Membantu penulis menyusun karngan secara teratur
b)   Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memungkiinkan penulis memperluas bagian-bagian tersebut
c)   Memperlihatkan atau memberikan gambaran tentang bahan yang diperlukan dalam pembahasan
d)   Menjadi patokan bekerja, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penulisan
2)   Bentuk kerangka
Sebuah kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka kalimat mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk menambahkan topik, sebab topik maupun sub-sub topik. Sedangkan kerangka topik setiap butir dalam kerangka topik terdiri dari topik yang berupa frase
3)   Cara Penyusunan kerangka karangan
a)   Buat kerangka secara garis besar
b)   Uraikan setiap butir kedalam sub bagiannya
c)   Sub bagian dirinci kembali menjadi sub-sub bagian.
7.   Struktur Karangan Ilmiah
1.   Bagian pengantar
A. Sampul depan
B. Halaman judul
C. Kata pengantar
D. Daftar isi

2.   Bagian Naskah
A. Pendahuluan
B. Induk karangan/pembahasan
C. Kesimpulan dan saran(penutup)
3.   Bagian pelengkap
A. Abstrak
B. Daftar pustaka
C. Indeks
D. Lampiran
                Struktur karangan ilmiah diatas dapat dirangkum sebagai berikut:
  1. Bagian pengantar
1)      Sampul depan
Secara mekanis berfungsi menlindungi naskah karangan agar tidak kotor dan rusak. Di samping itu, juga berfungsi sebagai petunjuk atau pengantar karena pada sampul tersebut tertera judul karangan, penerbit, dan penulisnya.
2)      Halaman judul
Halaman judul memuat keterangan-keterangan yang lebih lengkap dari sampul. Secara umum halaman judul memuat:
A)  Judul karangan
B) Nama penulis
C) Untuk (memenuhi syarat) apa kanragan disusun
D) Nama lembaga yang menugaskan, dan
E)  Tahun penyelesaian
3)   Kata pengantar
                        Kata pengantar atau prakata, adalah bagian yang berfungsi mengantarkan uraian yang termuat dalam naskah karnagan. Pada baian ini berisikan :
A) Riwayat atau sejarah sampai ditulisnya karangan
B) Harapan-harapan dari diajukannya karangan tersebut
C) Apa yang bisa dicapai dengan penyelidikan yang sudah dilaksanakan
D)  Hambatan
E) Bantuan saran-saran
F)   Ucapan terima kasih
4)   Daftar isi
Daftar isi ibarat peta karena dengan adanya daftar isi orang dapat mengetahui pokok-pokok isi karangan dan sekaligus lokasinya. Daftar isi biasanya memuat nomor dan judul, sebab judul dan sub-sub judul serta nomor halaman dimana judul. halaman yang terdapat dalam daftar isi harus persis sama denga apa yang tertulis salam naskah.
Daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang seberhana dan terperinci. Untuk karangan yang tidak terlalu panjang (10-15 halaman) daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana, sedangkan karangan yang panjang(15 lebih halaman) digunakan daftar isi yang terperinci.
  1. Bagian Naskah
Naskah karangan adalah bagian yang terpenting dari sebuah karangan, susunan bagian anskah karngan sebagai berikut:
1)         Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang organik dari naskah karangan. Bagian ini tak mungkin dihilangkan, jika dihilangkan berarti akan hilang pula kontinuitas dan kelancaran penutupan naskah karangan. Pendahuluan pada dasarnya memuat maslah pokok yang dibahas dan dijawab pada bab-bab selanjutnya.

Bagian pendahuluan ini, memuat:
A) latar belakang dan masalah
B) Tujuan penulisan
C) Ruang lingkup
D) Kerangka teori yang dipakai sebagai acuan
E) Metode dan teknik
2)         Induk karangan
Pada dasarnya induk karangan dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitu:
A) Hasil-hasil penelitian data atau pendapat-pendapat yang diku- mpulkan tentang masalah yang diajukan dalam nagian pendahuluan
B) Pemabahasan atau analisis data dan interprestasi data dalam rangka menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan
3)         Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran biasanya merupkan baab tersendiri yatu bab terakhir. Bagian ini harus memuat pernyataan-pernyataan kesimpulan dari keseluruhan analisis, jadi bukan merupakan rangkuman atau ikhtisar dari bab-bab sebelumnya
Sedangkan saran merupakan jalan keluar atau pemecahan yang nerhubungan penerapan hasil penulisan dan untuk penelitian atau penulisan selanjutnya. Kesimpulan dan saran biasanya sikemukakan dalam beberapa poin sesuai dengan apa yang diajukan pada bab-bab sebelumnya.


  1. Pelengkap
Pelengkap ini melengkapi suatu karangan ilmiah dengan petunjuk-petunjuk tentang sumber data-data yang berupa pustaka. Lampiran-lampiran yang berisi data-data terperinci yang kurang yang kurang tepat untuk dimasukkan dalam nskah dan petunjuk-petunjuk terperinci tentang dimana letaknya suatu istilah atau pengertian didalam naskah
Pelengkap biasanya terdiri dari:
1)         Abstrak
Abstrak merupakan laporan yang menyajikan tentang masalah pokok, tujuan, metode, data dan kesimpulan secara ringkas dan padat, sehingga pembaca dapat memahami pokok-pokok atau hal-hal yang penting dari sebuah karangan tanpa membaca karangan aslinya. Panjang abstrak maksimum 3 halaman
2)         Daftar pustaka
Dalam daftar pustaka dimuat semua buku yang disajikan acuan, pegangan, landasan penyusunan karangan.
Buku-buku yang tidak relevan dengan isi karangan tidak boleh dicantumkan. Daftar pustaka merupakan suatu hal yang sangat penting karena melalui daftar pustaka dapat diketahui sumber asli dari pendapat-pendapat yang tercantum dalam sebuah karangan
Teknik penulisan daftar pustaka:
-     Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
-     Ditulis menurut kutipan-kutipan
-     Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan nama pengarang
 -    Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
      Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
-     Gelar tidak perlu disebutkan.
-     Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
-     Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
-     Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
o   Nama Pengarang, Tahun Terbit. Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring). Kota Penerbit: Nama Penerbit.

Cara penyusunan daftar pustaka
a.       Satu Pengarang
Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.
b.      Dua Pengarang
Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt
Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
c.       Tiga Pengarang
Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.
d.      Lebih dari Tiga Pengarang
Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM
e.       Pengarang Sama
Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
f.       Tanpa Pengarang
Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.
g.      Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan (penggunaan titik sesudah judul Skripsi/disertasi, jurnal menggunakan koma).
Noprisal, Hendra. 1984. ”Fonologi Bahasa Gorontalo.” Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta.
h.      Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

i.        Buku Jurnal atau Buletin
Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.
Antologi
Junus, Umar.1986.”Kebudayaan Minangkabau”. Dalam Koentjaraningrat (editor). Manusia dan kebudayaan di Indonesia.Jakarta:Djambatan.
3)         Indeks
Indeks merupakan suatu daftar yang memuat kata-kata atau istilah-istilah khusus yang digunakan dalam sebuah karangan. Kata-kata atau istilah tersebut disusun menurut abjad dan setiap kata atau istilah diikuti oleh nomor-nomor halaman di mana kata atau istilah tersebut terdapat.
Indeks dapat membantu pembaca untuk mencari arti atau maksud suatu istilah yang digunakan oleh penulis dalam karangannya.
Indeks hanya dianjurkan untuk karangan yang panjang seperti disertasi atau karangan yang dibukukan (dicetak)
Cara penyusunan indek
a)   Sediakan lembaran-lembaran kertas lepas dengan format yang sama (5x5cm) sebanyak 26 lembar
b)   Baca kembali seluruh isi karangan
c)   Catatlah pada lembaran kertas tersebut setiap istilah, nama dan seharganya yang dijumpai pada setiap halaman dan dicantumkan halaman di mana istilah atau nama tersebut ditulis
d)   Jika dijumpai istilah atau nama yang sama beberapa kali, catat saja nomor halamannya.
4)         Lampiran
lampiran atau appendiks berisi daftar-daftar atau gambar-gambar yang memaparkan data-data terperinci, petikan yang panjang, contoh-contoh pengolahan statistic.
Dalam karangan yang berbentuk lapoiran survey, lampiran berisi contoh daftar, contoh daftar questionair, contoh jawaban, foto-foto, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang dimuat dalam lampiran haruslah mempunyai hubungan yang erat dengan uraian dalam naskah. Isi suatu lampiran harus dapat memperdalam, memperluas apa yang telah diuraikan dalam naskah. Jadi lampiran harus berisi suplemen dari uraian naskah yang mutlak diperlukan atau paling tidak sangat diharapkan
Keterangan yang memuat sejumlah lampiran, lampiran tersebut harus diberi nomor urut dan judul. Untuk nomor urut gunakan angka romawi besar, sedangkan untuk tulisan lampiran dan judulnya digunakan huruf capital dan ditempatkan ditengah-tengah.