Meratapi rasa di pelataran duka
Ketika sunyi menggulung bebas
Menjilati luka yang hampir kering
Rinduku berulang di tetes hening
Padamukah ??
Yang pernah menebarkan asa
Di rentang waktu senyap
Lalu,kau luluhlantakkan dalam diam
Ketika ku lihat pintu tertutup di hadapanku dan aku terjebak.
Aku terjebak diantara keinginan untuk melangkah ke depan,
Sementara ketakutan di belakangku menungguku dalam kegelapan.
Aku Sendirian
Sepi merapat di sisi beranda
Diam terhimpit diantara sunyi malam
Di manakah rembulan
Yang kerap terangi berandaku......??
Aku
terdiam di perjalanan ke empat.
Duduk sambil melemparkan kerikil
satu-satu ke dalam bara api.
Ku ambil kembali dan ku genggam erat,hingga
terasa panas dan membakar telapakku.
Aku tak ingin meringis apalagi
menangis.
Tapi aku hanya diam.
Rabu, 22 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
رَ بَّنَا ا نْفَعْنَا ِبمَا عَلَّمْتَنَا رَبِّ عَلِّمْنَا الَّذِي يَنْفَعُنَا, رَبِّ فَقِّهْنَا وَفَقِّهْ اَهْلَنَا وَقَرَابَات لِّنَا...
-
NOTANG Ku angkang matano siup Saribu arap ku tulang do Ada ke jangi ruana Nongka ku bajangi ke jangi Lamen nan po lok ate ...
-
Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR : Dulu, sebelum ada banyaknya stasiun televisi, radio merupakan sarana hiburan yang banyak dige...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar