I
Selembar daun kering terkoyak
Terlentang di persimpangan laku
menanti asa pada hembusan angin
Bahkan pada tutur terkulai kaku
Selembar daun kering menggeliat
Terhimpit di persimpangan ragu
Meniti harap pada bara mentari
Bahkan pada luluhnya sukma luka
II
Penatku meronta penat
luluh lantakkan emosi pada tiap kedipan
Jenuh meringis lirih
Diantara diamnya diam
Menguraikan empatpuluhsatu kisah
Sejak tujuh merangkai lara
Membias pada bisunya bisu
Rabu, 19 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
رَ بَّنَا ا نْفَعْنَا ِبمَا عَلَّمْتَنَا رَبِّ عَلِّمْنَا الَّذِي يَنْفَعُنَا, رَبِّ فَقِّهْنَا وَفَقِّهْ اَهْلَنَا وَقَرَابَات لِّنَا...
-
NOTANG Ku angkang matano siup Saribu arap ku tulang do Ada ke jangi ruana Nongka ku bajangi ke jangi Lamen nan po lok ate ...
-
Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR : Dulu, sebelum ada banyaknya stasiun televisi, radio merupakan sarana hiburan yang banyak dige...
Lovely post. Keep blogging.
BalasHapusDownload everything you need in just a single click at http://onestopfreedownloads.blogspot.com
No registration.No fees.