Sabtu, 02 Juli 2022

PUISI CINTA

                               ASA  YANG  PERGI

Betapa gamangnya aku
ketika terombang ambing ketidakpastian
akan  sebuah keinginan rasa
yang kerapkali hadir disetiap deretan tanyaku
bahkan di waktu dan masaku
Kucoba menata sikap.agar kupahami makna diri
akan hasrat bukanlah kesia-siaan
Inikah isyarat yang tertancapkan
pada dinding- dinding rembulan.
Isyarat akan sebaris syair tentang asa
Yang jadikan diamku tersentak.
Entahlah……
Sedang diam pun tak terduga
Kata tergurat menepis hati tersimpan
Tak ku tahu akan laku gugurkan jiwa
Sepi...tak bertuan
Ragu menemani langkah menoreh hampa
Aku telah mati di persimpangan.
                                                                                     2013

RINDUKU  MELUNGLAI
Suatu kali,
Pernah ku tancapkan selaksa kata
lewat angin yang berhembus.
Kau tertunduk, pasti
Suatu kali,
Pernah ku gurat sederet kalimat
di atas selembar ragu
Kau bingung,tinggalkan aku.
Suatu kali,
Rinduku melunglai
Ketika ragu bertengger pada ranting asa
Diam menepi dalam kegamangan.
Suatu  kali,
Kau datang menggurat senyum dibibir kelam
Meramu kata jadi syair yang indah
Kunikmati walau tanpa tegur sapa
Karena suara kehilangan nada
Kesan tak bertanda,pesan tak bermakna

 

  INGATKU  BANGKITKAN  RINDU
I
Ada yang terlupa
Ketika ingatku menukik diam
Di antara sorak sorai kalut
Kegamangan bangkitkan rindu.....
Di sudut diam,ku terpekur bisu
Meraba ingatku pada yang terlupa
Di sepanjang lekukan kisah
Ketika nyanyian rasa bukan lagi punyaku
Ketika tawa tak lagi setulus mentari
Ku terpekur bisu
Meraba ingatku pada yang terlupa
Di setiap sudut kisah yang pergi
Lupaku merajuk kuasai sudut waktu
Meraba kalbu
 
II
Ku rasakan keangkuahanku
Ketika rindu tak lagi punya kata
Ku telanjangi sesalku
Ketika sukma tak lagi punya raga
Sepiku terbungkus jilbab ungu......
Ada sujud dalam angkuh
Ada do'a dalam dosa
Ada sesal dala asa
Ada kau dalam aku
Ada cinta dalam dusta
                                                   2013

 


PADA MALAM
Kata mengurai luka
Dalam kalimat panjang
Sebuah tanda tanya mengakhirinya
Beribu-ribu kali
Sepi menyapa mencibir ragu
Menatap kalimat dalam rindu.
Sepotong malam
Tersipu di tengah riak kelam
Melangkah perlahan dalam buaian embun
Dingin mencibir rinduku.....

                                                   2013


           INGIN    
I
Aku adalah kata
Dari  kumpulan kalimat tanpa titik
Dalam sebuah paragraf  yang panjang.
Tapi bukan kumpulan  kalimat rancu
yang jadikan paragraf tanpa ide pokok
II
Kala gita berganti
Mengubah syair ciptakan nada
Mengalun syahdu lewat hembusan angin
Simaklah,agar kau tahu kesan yang tak bertanda
Rasakanlah, agar kau pahami makna yang tersedia
Malam bergulir perlahan
bagai tembang mencumbui kisi-kisi hati
membelai sukma dalam hayal
di sini...ku gurat kata
buat jiwa yang terpaut dengan jiwaku
buat jari-jari yang menancapkan kedamaian
buat wajah yang tak lepas dari ingatku
buat nama yang selalu hadir bersama nafasku.....
                                                                          2013

BUAT  ADIKKU
Kita yang datang
menggurat senyum di sudut malam
memanjat do'a di bibir kelam
harap sederet kisah
tanpa sanggup hayati makna hidup
Kita tahu,kerinduan adalah nyata
pada asa yang diam..........

 

BUATMU
I
Padamu
Tertumpuk rindu di bak sampah
Bekas surat cinta yang belum jadi
Padahal malam hampir usai.
II
Buat cerita yang mengalir tanpa kesan
Buat kisah yang pergi tanpa pesan
Buat cinta yang hadir tanpa kepastian
Ku gurat kata pada laksaan diam....
III
Ketika bingung ada
Mestinya bunga tak ikut bergoyang
Ketika ketidakpastian datang
Mestinya angin tak perlu bertiup
apalagi berhembus menyejukkan
Ketika ketidakmengertian melanda
Mestinya kutahu apa yang tak kumengerti
                                                 2013

 

RESAH
Di tengah hamparan ilusi
Di antara ilalang fatamorgana
Rembulan menampar kalbu
Laku tanpa kaku
Menukik rindu di sepotong malam...
Tak kuduga asa tertelan kelam
Ketika ku terbuai gemerlap bintang
Tinggalkanku dlm kegamangan
Bulan menanti di persimpangan
Mencibir tangis kelam menepi.....Malu.
                                                     2013

 

 
STRIP  EMPAT
Empat kosong di atas titian
Berpegangan pada tiang bambu
Sekumpulan angin datang berbaris-baris
Membentuk  deretan empat - empat
tiada satupun jadikan diam tersentak
Hingga empat menatap kosong

Empat kosong sejak tujuh mendengkur
Beralas badai di tengah samudra
Ada lima belas pucuk kangkung liar menyapa
Delapan menepi,tujuh pergi ikuti arah bintang
 
Empat terdiam pada hati kosong
Tertunduk pada tiap hitungan ketiga.
 
                                                                           2013

 

            KISAH  HARI INI
I
Ragumu, dalam rindu terkapar
diantara kisah mulai redup
Kepasrahan tanpa keikhlasan
Bismillahirrahmanirrahim.......................
Hari ini,ku coba rajut asa
dalam sejuta kegelisahan
II
Hidup adalah sambut pagi dengan cinta dan kopi
Hidup adalah menatap mentari dengan bersiul
Hidup adalah mati yang tertunda
Hidup adalah kumpulan asap rokok dan kompor
Hidup adalah mengelus dikau dengan saying
III
 
Ketakutan yang terpahami
kadangkala terasa duka panjang
menghantui wujud janji
merangkak mencari yang tak kunjung.
                                                                    2013

 


KU HANYA INGIN
Ku hanya ingin
Kau tak biarkanku terkapar letih Pada bias-bias ilusi
Biarkanku berdiri,melangkah gapaimu.
Agar ku tak terkulai gontai di bibir cahyamu
Ku hanya ingin
Mencari cinta di lubuk hati
Bukan pada bayang – bayang yang terkoyak
Yang hilang tak bersuara
Ku hanya ingin
Mencari makna pada sederet kata
Pada selaksa laku ,Pada seonggok peristiwa
Walau tak ingin menghitung waktu 
Ku hanya ingin
Berteriak dalam bisunya bisu
Tentang gita malam yang syahdu
Tentang galau dan duka
Bahkan tentang kau.


                                                       2013

 




RASA  INI
Ada rasa menghantam – hantam sukma ini
Ketika pergimu,pulang kembali
Setelah sepintas pertemuan itu
Setelah selintas perkenalan itu
Ada diam menyeruak membakar kata
Di kerongkongan menghadang
Hingga dada di penuhi kata yang tak terungkap
Rindukah yang menggoda ?
Hingga selangit ingin meronta – ronta
Akan pertemuan datang kembali
Penuhi ruang dan waktu dengan kata
Menjadikan kalimat sebuah isyarat
Untuk kita tancapkan pada dinding rembulan
                                                                        2013

 

RINDUKU DI SEPOTONG MALAM

Ketika malam merangkak lirih
Ada rindu menghempas lepas
Pada sepotong lembaran asa
Terkapar diujung dengkuran luka
Rembulan tertunduk menatap sepi
Mengusap tetesan air mata sunyi
Anak angin duka berebutan
Menampar pucuk – pucuk daun luka
Ku coba berbagi rasa
Pada angin yang sedang memeluk kelam
Tentang asa yang pernah ku gantung
Pada tangkai – tangkai malam
Ku coba berbagi kata
Pada rembulan yang sedang menatapku malu
Tentang rindu yang pernah ku tulis
Pada lorong – lorong hati
                                                      
                                                                        2013

 

AKU
Aku mengalir bagai air di sungai
 Meliuk mengikuti celah – celah bebatuan
Sesekali menyapa ragu sisi tebing
Menyalami daun kangkung liar
 yang asyik menjilati buih
Aku bertiup bagai angin malam
Berhembus memenuhi ruang dan waktu
Beberapa kali menyingkap renda jilbab
Mencumbui setiap tikungan jalan
Dalam buaian ragu
Aku berhamburan bagai debu
Memeluk siang dalam teriknya mentari
Berkali – kali  menampar sudut gang
Tertidur di atas kursi  tanpa alas
Dengan selaksa mimpi
Aku  berkedip bagai sebatang lilin
Menerangi kelam ketika malam tinggal sepotong
Sesekali menjilati nakal ujung tirai jendela
Menari – nari dalam galau Dan duka
Diantara sejuta guratan luka
                                                 2013

 

DIANTARA KUMPULAN
Diantara raguku  atas rembulan
Selaksa ingin menuai mimpi
Di tengah hamparan ilusi
Kumpulkan asa yang terserak

Diantara ilalang fatamorgana
Matahari menampar kalbu
Di tengah samudra galau
Kumpulkan harap yang tercecer

Diantara malam  tinggal sepotong
Sunyi antarkan rindu di angan
Di tengah guratan kelam
Kumpulkan bingungmu jadi duka

Diantara hati yang terpecah  
Segumpal dosa memenuhi rongga
Di tengah laku tanpa kaku
Kumpulkan luka – luka jadi bahagia

Diantara Arfi dan Afni
Segenggam tanggungjawab mengangkang
Di tengah badai melanda
Kumpulkan kata jadi cinta kasih


                                                      2013

 


GALAU
                                                            ( Buat Asa Di Bulan )
I
Wahai angin yang berduka
Yang menghembuskan nafas rindu
Ada sejumput cahya rembulan menata laku
Di sudut luka sepotong malam
Terangi persimpangan keempat
Cahyanya menampar ilusi
Hingga  menitikkan air mata galau
Di setiap goresan ragu pucuk daun
Aku bertanya tentang makna bisu padamu
Aku bertanya tentang makna galau  padamu
Dan aku bertanya tentang ragu terdiam
Rindukah................
Padahal asa terkapar meronta

II
Selamat datang kelam
Kita jumpa lagi di lereng malam
Lihatlah, bulan sedang bersolek malu
Tak ingin tampakkan wajahnya
Kemarilah kelam sahabatku
Pangku aku.

Tapi siapa yang kau gendong itu ?
Sunyikah......sang kekasih jiwa
Ahh,Kenapa kau ajak dia
Padahal aku ingin bermesraan denganmu.
Tapi, sudahlah
Biarkan dia duduk di tengah-tengah kita
..........................................................

III
Selembar daun kering terkoyak
Terlentang di persimpangan laku
menanti asa pada hembusan angin
Bahkan pada tutur terkulai kaku

Selembar daun kering menggeliat
Terhimpit di persimpangan ragu
Meniti harap pada bara mentari
Bahkan pada luluhnya sukma luka

IV
Penatku meronta penat
luluh lantakkan emosi pada tiap kedipan
Jenuh meringis lirih
Diantara diamnya diam
Menguraikan empatpuluhsatu kisah
Sejak tujuh merangkai lara
Membias pada bisunya bisu

Tebersit rindu merunduk
Pada kata yang hilang melayang
Dari sebuah kalimat panjang
Di atas kertas terkoyak rapuh
Rancu tak terpahami
Kalimat kehilangan makna
V
Terpancar  rindu memerah
Pada sepuluh irisan luka
Lirih mengerang dalam diam
Di tiap detak jantung menghempas
Luluh tak berlagu
Luka mengiris dalam
VI
Ada keraguan menatap langit
Kenangan bertengger di awan hitam
Lalu pergi terbawa angin rindu
Meluluhlantakkan menara asa di bukit terkasih..
                                                                 2013

 

RINDU

Kelam menampar sepi
Di penghujumg September
Sunyi terdiam di antara nyanyian penat
Rapuhku tapaki bukit rindu pada yang tak tampak.
Angin menghempas tepi kalbu
Pada tiap andai dan mengapa
Ketika rembulan tak lagi bersinar
Keluhku jilati tiap angkuhku pada pemilik alam
                                                                                                  2013

  

BUAT  ADIKKU  YANG  JAUH

Telah tergurat sekelumit gita tentang sebuah kehausan,
di atas helai - helai daun kita adikku.
Tiada ku tahu tentang kita
yang telah kehilangan tetes - tetes getah,
tiada kutahu tentang kita
yang telah terkulai layu dan lusuh.
Walau kerapkali nuansa selangit ingin
lantunkan tembang cinta membahana.
Itulah kita adikku.
Kita yang tak pernah tahu tentang segudang isyarat
yang hilang, hancur dan punah,
terbawa fenomena yang indah
yang memang telah lama pergi.
Celotehpun kehilangan nada
saat bayu bisikkan kalimat bisu.
Dan helai - helai daun kita menguning, mengering,
lalu jatuh terbang terbawa asa.
Hingga bersemayam di atas gumpalan - gumpalan awan hitam.
itulah kita adikku,
Kita yang tak pernah tahu guratan - guratan hari esok
walau selaksa hari telah tergenggam.
                                                                           2013

 

PENANTIAN


Pada waktu yang jauh
Pernah kata lepaskan dahaga
Akan datangnya musim
Dalam buaian lentiknya jari bunda
Pada masa yang jauh
Pernah janji terangi jalan
Dari bibir yang mengembang
Jiwa bagai dalam elusan kekasih
Jauh sudah waktu pergi
Janji terpekur di sudut diam
Pada setiap andai dan mengapa
Hari menuntun jiwa yang rapuh.

                                                   2013

 

WAHAI  ZAMAN

Bibir zaman mulai berucap
Ketika roda kehidupan mulai berderak
Melindas gumpalan kebenaran jadi hancur
Mengepulkan debu - debu keadilan tanpa bentuk
Menyebarkan amis keserakahan manusia
Akan keadilan dibuat alasan
bahkan kebenaran jadi siasat
Bibir zaman menganga dan berteriak
Ketika kebebasan adalah penghianatan
Pada manusia yang lupa
Hingga menjadikan buas dan kejam
Pejamkan mata agar tiada melihat
Tutup telinga agar tiada mendengar
Akan batu yang hancur jadi pasir
Zaman mulai muak
Akan tawa bukan lagi kebahagiaan
Akan tutur bukan lagi lahir dari hati yang tulus
Dan kita disini......
Terpekur diam dengan mata yang merah
Entah tangis
Entah dendam
atau mungkin marah yang tertahankan
Sambil menanti kelanjutan kisah zaman

                                                  2013

 

PADAMU
I
Padamu tergurat cinta di bulan
Bintang gemintang menyaksikan
Lihatlah, bukan cuma guratan
Ada kepastian yang bukan mainan

Padamu terlintas kasih di bunga
Daun - daunan tertawa suka
Menandakan ini bukan dusta
Apalagi buaian ilusi belaka

Padamu terpampang rindu di bak sampah
Diantara kertas - kertas buram
Bekas surat cinta yang belum jadi
Walau malam sudah hampir usai

Padamu terlukis asa di tidur
Harap mimpikan kau hadir
Hentikan jantung yang berdebar
Dengan sayang yang berakar.

II 
Nyanyian di sepertiga malam
Dikaukah yang mendendangkan....
Yang menanti kebebasan dari belenggu beribu keinginan
Ataukah aku........
Yang masih mendekam 
Dalam penjara keterpaksaan
Nyanyian di sepertiga malam
Hampir usai
Tinggal beberapa baris kata dan nada
Tapi siapa yang mendendangkannya.....

              III
             Dalam kau tiadakan luput
Menyusup takut dalam selimut
Gelitikkan perut keriput
Tusuk - tusukkan jadi kalut
Ikhtiat telah habis terpaut
Pintu kemenangan masih tertutup
Nafsu kau tetap meletup - letup
karena jani di dompet mengikut
Dalam kau masih terperangkap takut
Sampai hasrat muncul menjerumus
Padahal diam tak kan ada jurus
Yang melepaskan perangkap kalut
Dalam kau amarah meledak - ledak
dari rumak kerumah berteriak
nafas tua semakin sesak
Mendengar caci maki mengoyak
Tuhan, dengarlah
kokok ayam yandakan pagi
Do'a ini usailah sudah
Tandai hinaan datang lagi.
                                                                         2013

 

SEBUAH   CATATAN

Tuntutan akan sebuah kedewasaan,
Menggenggam erat kemampuan di nadi ketidakmampuan.
Laku meluluhlantakkan logika pada lorong ruang dan waktu.
Kepuasan ???...Bukan !!!
Kekuasaan ???...Tidak !!!.
Hanya kesalahan bahasa
Yang berakibat pada komunikasi
Menabrak dinding - dinding adab yang mulai rapuh oleh usia.
Kedewasaan salah arah.
Ya, kedewasaan yang tidak di topang oleh tiang - tiang pengetahuan yang kuat.
Ternyata, kedewasaan tidak lahir dari terowongan Mina ataupun Casablanca,
Bahkan kedewasaan tidak tergambar pada lembar - lembar rupiah
Ataupun cincin bermata berlian.
Kedewasaan itu, ada pada olah fikir yang dibungkus rapi oleh pengetahuan.
                                                                 2013

 

Asa

Ada galau menapaki laku
Di tiap derap langkah malam
Ketika rindu tak lagi punya makna
Sedang diam pun menepis kata
Pada segumpal asa tersimpan

Keraguan menyelinap dalam diam
Diantara sederet kalimat pasti
Titik jatuh terhempas lepas
Di pangkuan ribuan kata

Entahlah….
Galau meluluhlantakkan rasa
Makna pergi bersama tarian malam
Iringi kelam dalam sepi
                                                                2013

 

         NOTANG

Ku angkang matano siup
Saribu arap ku tulang do
Ada ke jangi ruana

Nongka ku bajangi ke jangi   
Lamen nan po lok ate
Ku santuret kewa ikhlas

Ikhlas ate ku ke kau
Mara jangi matano siup
Satendrang  pangitamu era

Satendrang gama pangitamu adi
Lamen ada si jangi tu kita
Ma nyaman tu baturet leng

Baturet leng baturet ate
Tu santuret gama ke panyadu
Lako rempan nene’ kuasa

Ampen ku rama peno
Ta ku balajar balawas
Sanempas gama ka sala’
                                                              2013

 

Malam Ke Tiga Di Ujung Sumbawa

I

Kali ini,
Di atas pelataran sunyi,Ku coba berdamai dengan hati
Walau rindu menawarkan berjuta asa.
Bergantung pada ranting – ranting ragu

II

Meratapi rasa di pelataran duka
Ketika sunyi menggulung bebas
Menjilati luka yang hampir kering
Rinduku berulang di tetes  hening
Padamukah    ??
Yang pernah menebarkan asa
Di rentang waktu senyap
Lalu,kau luluhlantakkan dalam diam
Entahlah.

III
Di pojok Graha Satelit
Sepotong malam
Tersipu di tengah riak kelam
Melangkah perlahan dalam buaian gerimis
Dingin mencibir rinduku
Menyapa sepi di ujung trotoar
Hmmm...perlahan ku tutup ujung jari kaki
Agar angin tak lagi mengelus.

IV

Jiwa Menepis lagu dalam alunan nada keempat
Merancukan nafas pada ketukan pertengahan
Hati terperangah,tersentak diam dalam marah
Hingga terhenti tak tahu arah.

                                          2013


MAHASISWAKU UAS WAS….WAS….
Jemari lentik tarian gemulai
Mainkan tinta di kertas putih
Torehkan kata demi kata
Kaitkan makna demi  makna
Dalam lenggang lenggok ragu dan galau
Pulpen terjatuh di atas tanya
Sandarkan kepala di jemari lunglai
Tarian terhenti bukan letih
Tapi kata berlari pergi
Tentukan makna sendiri – sendiri
Diantara kasak kusuk tanpa pasti
Tarian jemari mulai lagi
Kali ini, bukan pulpen di mainkan
Tapi lembar – lembar kertas yang tersimpan
Mencari kata yang bersembunyi
Pulpen bangkit dalam jemari
Kata – kata berhamburan, dahulu mendahului
Paksakan makna mainkan irama
Tarian jemari ternodai

Jemari lentik tarian gemulai
Tanpa lagi hiraukan laku
Nada dimainkan tanpa kaku
Habiskan kata yang tersisa
Hingga titik terjatuh ke lantai
Lalu pergi ikuti angin lewati pintu
Dalam takut dan pasrah
                           Jemari lentik tarian usai
Pulpen tergeletak pasrah di atas kata – kata
Yang terpindah dari lembar tersimpan
Tanpa titik mendampingi
Hanya makna tertidur mencibir
Di atas kertas yang terus mendehem.


                                               S. Ikhsan 2009

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar