Rabu, 20 Maret 2013
Maulana Malik Ibrahim: Mengubah Klise Negative Film ke Foto Berwarna
Maulana Malik Ibrahim: Mengubah Klise Negative Film ke Foto Berwarna: Mengubah Klise Negative Film ke Foto Berwarna Publish: 7 Juli 2012 | Author & Copyright: Amin | Status: FREE Tutorial Tutorial Pho...
Selasa, 12 Maret 2013
Minggu, 10 Juni 2012
LAWAS NOTANG
NOTANG
Ku angkang matano siup
Saribu arap ku tulang do
Ada ke jangi ruana
Nongka ku bajangi ke jangi
Lamen nan po lok ate
Ku santuret kewa ikhlas
Ikhlas ate ku ke kau
Mara jangi matano siup
Satendrang pangitamu era
Satendrang gama pangitamu adi
Lamen ada si jangi tu kita
Ma nyaman tu baturet leng
Baturet leng baturet ate
Tu santuret gama ke panyadu
Lako rempan nene’ kuasa
Selasa, 29 November 2011
Buat Mawarku
I
Wahai
angin yang berduka
Yang menghembuskan nafas rindu
Di sudut luka sepotong malam
Yang menitikkan air mata galau
Di setiap goresan ragu pucuk daun
Aku bertanya tentang makna bisu padamu
Yang menghembuskan nafas rindu
Di sudut luka sepotong malam
Yang menitikkan air mata galau
Di setiap goresan ragu pucuk daun
Aku bertanya tentang makna bisu padamu
Sejumput cahya
rembulan menata laku
Terangi persimpangan keempat
Cahyanya menampar ilusi
Dalam galau ragu terdiam
Rindukah................
Padahal asa terkapar meronta
II
Selamat datang kelam
Kita jumpa lagi di lereng malam
Lihatlah, bulan sedang bersolek malu
Tak ingin tampakkan wajahnya
Kemarilah kelam sahabatku
Pangku aku.
Tapi siapa yang kau gendong itu ?
Sunyikah......sang kekasih jiwa
Ahh,Kenapa kau ajak dia
Padahal aku ingin bermesraan denganmu.
Tapi, sudahlah
Biarkan dia duduk di tengah-tengah kita
..........................................................
Selasa, 22 November 2011
BUATMU
Tebersit rindu merunduk
Pada kata yang hilang melayang
Dari sebuah kalimat panjang
Di atas kertas terkoyak rapuh
Rancu tak terpahami
Kalimat kehilangan makna
Terpancar rindu memerah
Pada sepuluh irisan luka
Lirih mengerang dalam diam
Di tiap detak jantung menghempas
Luluh tak berlagu
Luka mengiris dalam
Kamis, 27 Oktober 2011
Rabu, 19 Oktober 2011
Jenuh
I
Selembar daun kering terkoyak
Terlentang di persimpangan laku
menanti asa pada hembusan angin
Bahkan pada tutur terkulai kaku
Selembar daun kering menggeliat
Terhimpit di persimpangan ragu
Meniti harap pada bara mentari
Bahkan pada luluhnya sukma luka
II
Penatku meronta penat
luluh lantakkan emosi pada tiap kedipan
Jenuh meringis lirih
Diantara diamnya diam
Menguraikan empatpuluhsatu kisah
Sejak tujuh merangkai lara
Membias pada bisunya bisu
Selembar daun kering terkoyak
Terlentang di persimpangan laku
menanti asa pada hembusan angin
Bahkan pada tutur terkulai kaku
Selembar daun kering menggeliat
Terhimpit di persimpangan ragu
Meniti harap pada bara mentari
Bahkan pada luluhnya sukma luka
II
Penatku meronta penat
luluh lantakkan emosi pada tiap kedipan
Jenuh meringis lirih
Diantara diamnya diam
Menguraikan empatpuluhsatu kisah
Sejak tujuh merangkai lara
Membias pada bisunya bisu
Langganan:
Postingan (Atom)
-
رَ بَّنَا ا نْفَعْنَا ِبمَا عَلَّمْتَنَا رَبِّ عَلِّمْنَا الَّذِي يَنْفَعُنَا, رَبِّ فَقِّهْنَا وَفَقِّهْ اَهْلَنَا وَقَرَابَات لِّنَا...
-
NOTANG Ku angkang matano siup Saribu arap ku tulang do Ada ke jangi ruana Nongka ku bajangi ke jangi Lamen nan po lok ate ...
-
Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR : Dulu, sebelum ada banyaknya stasiun televisi, radio merupakan sarana hiburan yang banyak dige...