Kamis, 27 Oktober 2011
Rabu, 19 Oktober 2011
Jenuh
I
Selembar daun kering terkoyak
Terlentang di persimpangan laku
menanti asa pada hembusan angin
Bahkan pada tutur terkulai kaku
Selembar daun kering menggeliat
Terhimpit di persimpangan ragu
Meniti harap pada bara mentari
Bahkan pada luluhnya sukma luka
II
Penatku meronta penat
luluh lantakkan emosi pada tiap kedipan
Jenuh meringis lirih
Diantara diamnya diam
Menguraikan empatpuluhsatu kisah
Sejak tujuh merangkai lara
Membias pada bisunya bisu
Selembar daun kering terkoyak
Terlentang di persimpangan laku
menanti asa pada hembusan angin
Bahkan pada tutur terkulai kaku
Selembar daun kering menggeliat
Terhimpit di persimpangan ragu
Meniti harap pada bara mentari
Bahkan pada luluhnya sukma luka
II
Penatku meronta penat
luluh lantakkan emosi pada tiap kedipan
Jenuh meringis lirih
Diantara diamnya diam
Menguraikan empatpuluhsatu kisah
Sejak tujuh merangkai lara
Membias pada bisunya bisu
Kamis, 13 Oktober 2011
Malam ini
Ku coba berbagi rasa
Pada angin yang sedang memeluk kelam
Tentang asa yang pernah ku
gantung
Pada tangkai – tangkai malam
Ku coba berbagi kata
Pada rembulan yang sedang
menatapku malu
Tentang rindu yang pernah ku
tulis
Pada lorong – lorong hati
Minggu, 09 Oktober 2011
Kamis, 06 Oktober 2011
Sebuah Catatan
Tuntutan akan sebuah kedewasaan,
Menggenggam erat kemampuan di nadi ketidakmampuan.
Laku meluluhlantakkan logika pada lorong ruang dan waktu.
Kepuasan ???.................................
Bukan !!!,
Kekuasaan ???...............................
Tidak !!!.
Hanya kesalahan bahasa
Yang berakibat pada komunikasi
Menabrak dinding - dinding adab yang mulai rapuh oleh usia.
Kedewasaan salah arah.
Ya, kedewasaan yang tidak di topang oleh tiang - tiang pengetahuan yang kuat.
Ternyata, kedewasaan tidak lahir dari terowongan Mina ataupun Casablanca,
Bahkan kedewasaan tidak tergambar pada lembar - lembar rupiah
Ataupun cincin bermata berlian.
Kedewasaan itu, ada pada olah fikir yang dibungkus rapi oleh pengetahuan.
Menggenggam erat kemampuan di nadi ketidakmampuan.
Laku meluluhlantakkan logika pada lorong ruang dan waktu.
Kepuasan ???.................................
Bukan !!!,
Kekuasaan ???...............................
Tidak !!!.
Hanya kesalahan bahasa
Yang berakibat pada komunikasi
Menabrak dinding - dinding adab yang mulai rapuh oleh usia.
Kedewasaan salah arah.
Ya, kedewasaan yang tidak di topang oleh tiang - tiang pengetahuan yang kuat.
Ternyata, kedewasaan tidak lahir dari terowongan Mina ataupun Casablanca,
Bahkan kedewasaan tidak tergambar pada lembar - lembar rupiah
Ataupun cincin bermata berlian.
Kedewasaan itu, ada pada olah fikir yang dibungkus rapi oleh pengetahuan.
Selasa, 04 Oktober 2011
Ku Hanya Ingin
I
Ku hanya ingin
Kau tak biarkanku terkapar letih
Pada bias-bias ilusi
Biarkanku berdiri,melangkah
gapaimu.
Agar ku tak terkulai gontai di
bibir cahyamu
Ku hanya ingin
Mencari cinta di lubuk hati
Bukan pada bayang – bayang yang
terkoyak
Yang hilang tak bersuara
Ku hanya ingin
Mencari makna pada sederet kata
Pada selaksa laku
Pada seonggok peristiwa
Walau tak ingin menghitung waktu
Ku hanya ingin
Berteriak dalam bisunya bisu
Tentang gita malam yang syahdu
Tentang galau dan duka
Bahkan tentang kau.
II
Ada rasa menghantam – hantam sukma
ini
Ketika pergimu,pulang kembali
Setelah sepintas pertemuan itu
Setelah selintas perkenalan itu
Ada diam menyeruak membakar kata
Di kerongkongan menghadang
Hingga dada di penuhi kata yang
tak terungkap
Rindukah yang menggoda ?
Hingga selangit ingin meronta –
ronta
Akan pertemuan datang kembali
Penuhi ruang dan waktu dengan
kata
Menjadikan kalimat sebuah isyarat
Untuk kita tancapkan pada dinding
rembulan
III
Ketika malam merangkak lirih
Ada rindu menghempas lepas
Pada sepotong lembaran asa
Terkapar diujung dengkuran luka
Rembulan tertunduk menatap sepi
Mengusap tetesan air mata sunyi
Anak angin duka berebutan
Menampar pucuk – pucuk daun luka
Langganan:
Postingan (Atom)
-
رَ بَّنَا ا نْفَعْنَا ِبمَا عَلَّمْتَنَا رَبِّ عَلِّمْنَا الَّذِي يَنْفَعُنَا, رَبِّ فَقِّهْنَا وَفَقِّهْ اَهْلَنَا وَقَرَابَات لِّنَا...
-
NOTANG Ku angkang matano siup Saribu arap ku tulang do Ada ke jangi ruana Nongka ku bajangi ke jangi Lamen nan po lok ate ...
-
Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR : Dulu, sebelum ada banyaknya stasiun televisi, radio merupakan sarana hiburan yang banyak dige...