Jumat, 02 Mei 2014

MAHASISWAKU UAS WAS….WAS….



Jemari lentik tarian gemulai
Mainkan tinta di kertas putih
Torehkan kata demi kata
Kaitkan makna demi  makna
Dalam lenggang lenggok ragu dan galau
Pulpen terjatuh di atas tanya
Sandarkan kepala di jemari lunglai
Tarian terhenti bukan letih
Tapi kata berlari pergi
Tentukan makna sendiri – sendiri
Diantara kasak kusuk tanpa pasti
Tarian jemari mulai lagi
Kali ini, bukan pulpen di mainkan
Tapi lembar – lembar kertas yang tersimpan
Mencari kata yang bersembunyi
Pulpen bangkit dalam jemari
Kata – kata berhamburan, dahulu mendahului
Paksakan makna mainkan irama
Tarian jemari ternodai
Jemari lentik tarian gemulai
Tanpa lagi hiraukan laku
Nada dimainkan tanpa kaku
Habiskan kata yang tersisa
Hingga titik terjatuh ke lantai
Lalu pergi ikuti angin lewati pintu
Dalam takut dan pasrah




Jemari lentik tarian usai
Pulpen tergeletak pasrah di atas kata – kata
Yang terpindah dari lembar tersimpan
Tanpa titik mendampingi
Hanya makna tertidur mencibir
Di atas kertas yang terus mendehem.

Minggu, 23 Maret 2014

Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR

Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR: Dulu, sebelum ada banyaknya stasiun televisi, radio merupakan sarana hiburan yang banyak digemari. Salah satu acara yang menjadi prima...

Rabu, 12 Maret 2014

Koleksi ku: TUTUR TINULAR

Koleksi ku: TUTUR TINULAR: TUTUR TINULAR [EPISODE] 01 Pelangi Di Atas Kurawan seri-001 : http://www.mediafire.com/?t9t9g0vlc3w3qcu seri-002 : http://www.mediafire....

Kamis, 06 Februari 2014

SMPN 1 SUMBAWA: Lagu Sumbawa .... free download

SMPN 1 SUMBAWA: Lagu Sumbawa .... free download: Free Download Lagu Sumbawa - Lonto Engal         - Ela Bate Tarang Tajo.mp3          - Kemang bilin puin.mp3         - Kemang Kuning.mp...

Rabu, 08 Januari 2014

APRESIASI PUISI



A.    PENGERTIAN PUISI

          Puisi adalah suatu bentuk seni yang menggunakan kekuatan dan keindahan bahasa dan mengandalkan kualitasnya untuk menciptakan interpretasi yang beragam bagi tiap orang.
Puisi adalah salah satu karya sastra tertua dalam sejarah manusia. syair-syair mitologi Yunani seperti Iliad dan Odyssey karya Homerus juga kitab-kitab kebijaksanaan Tao dan Konfusius, atau tradisi sastra lokal seperti pantun, gurindam, seloka, dsb, semuanya disajikan dalam syair-syair yang indah. Dalam kata-kata puisi terekam peristiwa-peristiwa yang mengilhami penyairnya sehingga kita dapat ikut melihat isi pikiran penyair dan merasakan apa yang ia alami. Melalui puisi kita dapat melacak sejarah hidup seorang penyair bahkan sejarah suatu bangsa.
Indonesia memiliki sastrawan dan penyair yang terkenal dari generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan ciri khas berdasarkan tema yang diangkat dalam setiap karya sastra. Perbedaan ini dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa Indonesia saat itu. Seiring dengan budaya kebebasan berekspresi dan kemajuan teknologi informatika, karya sastra kini dapat diakses melalui internet. Kini urusan menulis dan mengapresiasi karya sastra tidak lagi didominasi oleh generasi pendahulu yang telah mapan dalam dunia sastra. Hampir setiap individu dapat mempublikasikan karyanya kepada khalayak melalui media blog. Kehadiran komunitas-komunitas sastra dalam dunia cyber baik yang dikelola oleh pemerintah, organisasi ataupun individu juga maraknya sayembara menulis karya sastra mendorong lahirnya penyair-penyair muda Indonesia.
Bertolak dari kenyataan tersebut, puisi sebagai salah satu karya sastra juga telah melalui proses perkembangan. Para penyair terus menerus bereksperimen dalam menuturkan puisi. Hal ini dilakukan karena dalam proses apresiasi puisi, selain penyair, pembaca pun berperan penting dalam pemaknaan puisi. Disinilah letak keindahan puisi karena kedudukan penyair dan pembaca dalam mengapresiasikan puisi adalah setara.
Puisi dapat dituturkan menggunakan berbagai macam cara untuk memperindah maknanya. menyampaikan puisi melalui aksi teatrikal, lagu, dan ilustrasi adalah cara-cara yang digunakan penyair. Seperti sebuah cerita, puisi dapat dituturkan melalui sebuah alur. Disinilah terjadi kolaborasi dari berbagai disiplin seni sehingga tercipta suatu karya seni indah yang awalnya hanyalah berupa kata-kata. Penggunaan ilustrasi pada puisi bukanlah sebuah konsep baru. Dari waktu ke waktu seiring dengan perjalanan seni sastra dan seni rupa, para penyair mencoba berkolaborasi dengan para seniman dalam berbagai proyek ilustrasi puisi. Bentuk ilustrasi puisi pun sangat beragam mulai dari ilustrasi manual dengan  berbagai macam teknik, menggunakan computer graphic, hingga ilustrasi berbentuk seni instalasi dan lain sebagainya. Buku ilustrasi puisi adalah salah satu bentuk media kolaborasi antara unsur verbal dari puisi dengan unsur visual dari gambar. Di Indonesia sendiri, buku seperti ini masih jarang ditemui di pasaran buku pada umumnya. Walaupun demikian, proyek-proyek sejenis masih dijalankan secara independen oleh komunitas – komunitas sastra dan seni rupa.

B.     PENDEKATAN DALAM APRESIASI
                Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh seorang sewaktu mengapresiasi sebuah karya sastra.
Keanekaragaman pendekatan yang digunakan ditentukan oleh   :
  1. Tujuan dan apa yang akan di apresiasi
  2. Bagaiman proses kegiatan apresiasi berlangsung
  3. Landasan teori apa yang digunakan dalam mengapresiasi.
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi, pembaca dapat menggunakan pendekatan meliputi          
1. Pendekatan PARAFRASTIS
            Pengertian pendekatan parafrastis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata – kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata – kata atau kalimat yang digunakan oleh pengarang.
Tujuan akhir dari pendekatan ini adalah  untuk menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.
Prinsip dasar dari penerapan pendekatan parafrastis adalah pada hakikatnya berangkat dari pemikiran bahwa   :
  1. Gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk yang berbeda
  2. Simbol – simbol yang bersifat konotatif dapat diganti dengan simbol – simbol yang tidak mengandung ketaksaan ( mempunyai makna lebih dari satu,kabur atau meragukan _ AMBIGU ) makna.
  3. Kalimat – kalimat atau baris dalam suatu cipta sastra yang mengalami pelesapan dapat dikembalikan kepada bentuk dasarnaya
  4. Mempermudah upaya pembaca dalam memahami makna yang terkandung dalam suatu cipta sastra.
  5. mempertajam,memeperluas dan melengkapi pemahaman gagasan yang diperoleh oleh pembaca.


2. Pendekatan EMOTIF
            Pendekatan emotif dalam mengapresiasi cipta sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur – unsur yang mengajak ( memeriksa atau hendak mengetahui isi hati, perasaan atau pikiran orang_ menduga ) emosi atau perasaan pembaca.
            Prisip dasar yang yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif ini adalah pandangan bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di hadapan pembaca untuk dinikmati sehingga mampu untuk memberikan hiburan dan kesenangan.
Dalam pelaksanaan pendekatan emotif ini pembaca akan dihadapkan pada pertanyaan – pertanyaan tentang  :
  1. Adakah unsur – unsur keindahan dalam cipta sastra yang akan di baca ?
  2. Bagaimana pengarang menampilkan keindahan itu ?
  3. Bagaimana wujud keindahan itu ?
  4. Bagaimana cara pembaca menemukan keindahan itu ?
  5. Berapa banyak keindahan itu dapat ditemukan  ?

Keindahan dalam sebuah cipta sastra bisanya berhubungan dengan gaya bahasa, penyampaian cerita, peristiwa maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik (Fiksi ),pola persajakan dan paduan bunyi yang menghadirkan unsur – unsur musikalitas yang merdu dan menarik sehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan pada pembacanya.
3. Pendekatan ANALITIS
            Pengertian pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide – idenya, sikap pengarang dalam menyampaikan gagasan, elemen instrinsik dan hubungan elemen – elemen instrinsik tersebut sehingga ada keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk dan totalitas makna.
            Dalam pendekatan ini pembaca selalu dihadapkan pada pertanyaan  :
  1. Unsur – unsur apa yang membangun karya sastra
  2. Bagaimana unsur – unsur itu ditata dan diolah oleh pengarang
  3. Bagaimana peranan setiap unsur tersebut.
  4. Bagaimana hubngan antara unsur yang satu dengan yang lainnya.
  5. Bagaimana cara memahaminya.

Jika pembaca  berusaha mencari jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, maka sebenarnya pembaca telah melaksanakan atau menerapkan pendekatan analitis.
            Penerapan pendekatan analitis pada dasarnya akan menolong pembaca dalam upaya mengenal unsur – unsur instrinsik yang secara aktual telah berada dalam cipta sastra tersebut.


BUATMU

BUAT KAU YANG JAUH.

Meratapi rasa di pelataran duka
Ketika sunyi menggulung bebas
Menjilati luka yang hampir kering
Rinduku berulang di tetes hening
Padamukah........
Yang pernah menebarkan asa
Di rentang waktu senyap
Lalu...kau luluhlantakkan dalam diam
Hingga ku coba berdamai dengan hati

Senin, 30 Desember 2013

ARTIKEL



HAMBATAN DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA MENULIS BAGI PENDIDIK
Oleh : SRI RAHAYU SUPRIHARTINI, S.Pd

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang wajib dikuasai oleh seorang pendidik. Kompetensi menulis merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik untuk pengembangan karir mereka. Hal tersebut disyaratkan oleh Permenpan no. 16 tahun 2009. Peraturan tersebut menetapkan bahwa setiap naik golongan kepangkatan, guru wajib membuat artikel yang dimuat di media massa maupun di jurnal ilmiah. Untuk pendidik dengan golongan kepangkatan III/a yang ingin naik ke III/b, wajib membuat tiga buah makalah yang berkaitan dengan bidang ajarnya. Kenaikan dari III/b ke III/c, wajib menulis artikel dan dimuat di koran/majalah yang resmi baik level nasional maupun lokal. Ketentuan seperti itu juga berlaku untuk usulan kenaikan golongan kepangkatan dari III/c ke III/d. Khusus untuk kenaikan dari III/d ke IV/a guru wajib membuat penelitian dan hasilnya diterbitkan di jurnal yang memiliki ISSN keluaran LIPI.
Pada kenyataannya masih banyak pendidik yang tidak mau menulis. Banyak pendidik yang masih belum bisa naik pangkat ke IV/b karena tidak mau atau tidak mampu membuat karya ilmiah. Masih banyak guru yang belum mau dan mampu menulis untuk pengembangan profesinya. Padahal berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh pihak terkait seperti : pelatihan-pelatihan telah sering dilakukan pihak terkait untuk mengembangkan kemampuan pendidik dalam bidang penulisan karya ilmiah. Perkembangan teknologi  dan buku-buku yang terkait dengan menulis karya ilmiah juga sudah begitu banyak. Bahkan berbagai momen perlombaan diciptakan sebagai upaya dalam pengembangan kemampuan menulis pendidik seperti : pemilihan pendidik berprestasi/ pendidik teladan dan inovasi pembelajaran.
Apabila diidentifikasikan ada beberapa faktor yang menyebabkan pendidik tidak mau atau tidak mampu menulis. Masalah motivasi merupakan masalah utama yang dihadapi pendidik. Pendidik tidak mau menulis disebabkan oleh beberapa hal:
Pertama, pendidik kurang percaya diri terhadap potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini terkadang disebabkan oleh banyak pendidik berasumsi bahwa hasil dari tulisannya harus sangat bagus. Padahal kemampuan menulis merupakan suatu proses yang memerlukan tahapan-tahapan sehingan tulisan yang dihasilakan menjadi bagus. Para pendidik merasa khawatir tulisan yang dihasilkannya akan memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Seharusnya pendidik sebagai penulis harus mampu menghargai karyanya karena tulisan tidak ada sempurna pasti saja ada yang kekurangannya.
Kedua, pendidik malas dan merasa tidak senang hati untuk menulis. Penyebab hal ini ada beberapa hal diantaranya pendidik berasumsi bahwa menulis menghabiskan waktu yang banyak, membutuhkan pengetahuan yang luas, hal yang ditulis tentang sesuatu yang spektakuler, memerlukan referensi bacaan yang banyak. Sementara kebiasaan pendidik kurang senang membaca, tidak mau terus belajar mengenai berbagai hal yang baru dan tidak mau mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki dan tidak ingin menjadi pendidik yang madiri, kreatif, inovatif dan berusaha lebih baik dari waktu ke waktu
Kedua hal di atas menjadi penyebab mengapa banyak pendidik sudah banyak mendapat pelatihan menulis dan telah mendapat segudang teori menulis tetap saja tidak mau menulis. Sebaiknya pelatihan yang dilakukan oleh pihak  terkait akan lebih baik hasilnya apabila diikuti oleh kegiatan pembimbingan secara terus menerus sampai seorang pendidik menghasilkan suatu produk karya ilmiah yang baik.
Masalah kedua yang menyebabkan pendidik tidak menulis adalah pendidik tidak mampu menulis. Masalah ini dipengaruhi beberapa hal diantaranya menurut Darwis Sembiring ada empat faktor yang dapat diidentifikasi menjadi penyebab guru sulit menulis, yaitu karena :
1.      Kurang membaca;
2.      Kurang berlatih menulis;
3.      Kerancauan dalam berpikir;
4.      Kerancauan dalam berbahasa.
Hal di atas bisa juga terjadi karena pendidik tidak pernah mengikuti pelatihan dan rendahnya kemampuan pendidik tentang karya tulis ilmiah ketika dibangku kuliah.
Ketiga, banyak pendidik tidak memahami manfaat menulis. Pengetahuan pendidik tentang manfaat menulis terkadang hanya sebatas menulis bermanfaat untuk kelancaran kenaikan pangkat pendidik. Seharusnya pengetahuan tentang manfaat menulis dapat memberikan dorongan bagi pendidik untuk terus menulis. Adapun manfaat menulis bagi pendidik selain hal di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.      Menulis menjadi media untuk menuangkan ide mengenaiberbagai hal tentang tugas dan fungsi sebagai pendidik
2.      Menulis meruapakan media bagi pendidik untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi pendidik dalam fungsinya sebagai pendidik.
3.      Menulis bermanfaat untuk pengembangan bahan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diembaninya
4.      Tulisan akan menjadi investasi bagi pendidik untuk kepentingan akhirat
5.      Menulis akan mengikat pengetahuan yang dimiliki oleh penulis
6.      Menulis sebagai bagian dari pertanggungjawaban profesi terhadap stakeholdernya
7.      Menulis dapat mengantarakan penulisnya sebagai jutawan
8.      Menulis akan mengantarkan penulisnya sebagai seorang yang terkenal
Penulis sangat setuju terhadap kalimat yang ditayangkan di layar LCD ketika Pak Karwo memberikan materi tentang Menulis Artikel Ilmiah di forum MGMP Gugus II Sumbawa pada tanggal 21 November 2013 bahwa jangan Anda pikirkan apa yang akan ditulis tetapi tulislah apa yang Anda pikirkan