A. PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah suatu bentuk seni yang menggunakan kekuatan dan
keindahan bahasa dan mengandalkan kualitasnya untuk menciptakan interpretasi
yang beragam bagi tiap orang.
Puisi adalah salah satu karya sastra
tertua dalam sejarah manusia. syair-syair mitologi Yunani seperti Iliad dan
Odyssey karya Homerus juga kitab-kitab kebijaksanaan Tao dan Konfusius, atau
tradisi sastra lokal seperti pantun, gurindam, seloka, dsb, semuanya disajikan
dalam syair-syair yang indah. Dalam kata-kata puisi terekam peristiwa-peristiwa
yang mengilhami penyairnya sehingga kita dapat ikut melihat isi pikiran penyair
dan merasakan apa yang ia alami. Melalui puisi kita dapat melacak sejarah
hidup seorang penyair bahkan sejarah suatu bangsa.
Indonesia memiliki sastrawan dan penyair
yang terkenal dari generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan
ciri khas berdasarkan tema yang diangkat dalam setiap karya sastra. Perbedaan
ini dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa Indonesia saat itu. Seiring
dengan budaya kebebasan berekspresi dan kemajuan teknologi informatika, karya
sastra kini dapat diakses melalui internet. Kini urusan menulis dan
mengapresiasi karya sastra tidak lagi didominasi oleh generasi pendahulu yang
telah mapan dalam dunia sastra. Hampir setiap individu dapat mempublikasikan
karyanya kepada khalayak melalui media blog. Kehadiran
komunitas-komunitas sastra dalam dunia cyber baik yang dikelola oleh
pemerintah, organisasi ataupun individu juga maraknya sayembara menulis karya
sastra mendorong lahirnya penyair-penyair muda Indonesia.
Bertolak dari kenyataan tersebut, puisi
sebagai salah satu karya sastra juga telah melalui proses perkembangan. Para
penyair terus menerus bereksperimen dalam menuturkan puisi. Hal ini dilakukan
karena dalam proses apresiasi puisi, selain penyair, pembaca pun berperan
penting dalam pemaknaan puisi. Disinilah letak keindahan puisi karena kedudukan
penyair dan pembaca dalam mengapresiasikan puisi adalah setara.
Puisi dapat dituturkan menggunakan
berbagai macam cara untuk memperindah maknanya. menyampaikan puisi melalui aksi
teatrikal, lagu, dan ilustrasi adalah cara-cara yang digunakan penyair. Seperti
sebuah cerita, puisi dapat dituturkan melalui sebuah alur. Disinilah terjadi
kolaborasi dari berbagai disiplin seni sehingga tercipta suatu karya seni indah
yang awalnya hanyalah berupa kata-kata. Penggunaan ilustrasi pada puisi
bukanlah sebuah konsep baru. Dari waktu ke waktu seiring dengan perjalanan seni
sastra dan seni rupa, para penyair mencoba berkolaborasi dengan para seniman
dalam berbagai proyek ilustrasi puisi. Bentuk ilustrasi puisi pun sangat
beragam mulai dari ilustrasi manual dengan berbagai macam teknik, menggunakan computer
graphic, hingga ilustrasi berbentuk seni instalasi dan lain sebagainya.
Buku ilustrasi puisi adalah salah satu bentuk media kolaborasi antara unsur
verbal dari puisi dengan unsur visual dari gambar. Di Indonesia sendiri, buku
seperti ini masih jarang ditemui di pasaran buku pada umumnya. Walaupun demikian,
proyek-proyek sejenis masih dijalankan secara independen oleh komunitas –
komunitas sastra dan seni rupa.
B.
PENDEKATAN
DALAM APRESIASI
Pendekatan sebagai
suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh seorang sewaktu
mengapresiasi sebuah karya sastra.
Keanekaragaman pendekatan yang digunakan ditentukan
oleh :
- Tujuan dan apa yang akan di apresiasi
- Bagaiman proses kegiatan apresiasi berlangsung
- Landasan teori apa yang digunakan dalam
mengapresiasi.
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi,
pembaca dapat menggunakan pendekatan meliputi
1.
Pendekatan PARAFRASTIS
Pengertian
pendekatan parafrastis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu
cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan
pengarang dengan menggunakan kata – kata maupun kalimat yang berbeda dengan
kata – kata atau kalimat yang digunakan oleh pengarang.
Tujuan akhir dari pendekatan ini adalah untuk menyederhanakan pemakaian kata atau
kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna
yang terdapat dalam suatu cipta sastra.
Prinsip dasar dari penerapan pendekatan parafrastis
adalah pada hakikatnya berangkat dari pemikiran bahwa :
- Gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk
yang berbeda
- Simbol – simbol yang bersifat konotatif dapat
diganti dengan simbol – simbol yang tidak mengandung ketaksaan ( mempunyai makna lebih dari
satu,kabur atau meragukan _ AMBIGU ) makna.
- Kalimat – kalimat atau baris dalam suatu cipta
sastra yang mengalami pelesapan dapat dikembalikan kepada bentuk dasarnaya
- Mempermudah upaya pembaca dalam memahami makna yang
terkandung dalam suatu cipta sastra.
- mempertajam,memeperluas dan melengkapi pemahaman
gagasan yang diperoleh oleh pembaca.
2. Pendekatan EMOTIF
Pendekatan
emotif dalam mengapresiasi cipta sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan unsur – unsur yang mengajak (
memeriksa atau hendak mengetahui isi hati, perasaan atau pikiran orang_ menduga
) emosi atau perasaan pembaca.
Prisip
dasar yang yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif ini adalah pandangan
bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di hadapan
pembaca untuk dinikmati sehingga mampu untuk memberikan hiburan dan kesenangan.
Dalam pelaksanaan pendekatan emotif ini pembaca akan
dihadapkan pada pertanyaan – pertanyaan tentang
:
- Adakah unsur – unsur keindahan dalam cipta sastra
yang akan di baca ?
- Bagaimana pengarang menampilkan keindahan itu ?
- Bagaimana wujud keindahan itu ?
- Bagaimana cara pembaca menemukan keindahan itu ?
- Berapa banyak keindahan itu dapat ditemukan ?
Keindahan dalam sebuah cipta sastra bisanya berhubungan dengan gaya bahasa,
penyampaian cerita, peristiwa maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik (Fiksi
),pola persajakan dan paduan bunyi yang menghadirkan unsur – unsur musikalitas
yang merdu dan menarik sehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan pada
pembacanya.
3.
Pendekatan ANALITIS
Pengertian
pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan,
cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide – idenya, sikap pengarang
dalam menyampaikan gagasan, elemen instrinsik dan hubungan elemen – elemen
instrinsik tersebut sehingga ada keselarasan dan kesatuan dalam rangka
membangun totalitas bentuk dan totalitas makna.
Dalam
pendekatan ini pembaca selalu dihadapkan pada pertanyaan :
- Unsur – unsur apa yang membangun karya sastra
- Bagaimana unsur – unsur itu ditata dan diolah oleh
pengarang
- Bagaimana peranan setiap unsur tersebut.
- Bagaimana hubngan antara unsur yang satu dengan yang
lainnya.
- Bagaimana cara memahaminya.
Jika pembaca
berusaha mencari jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, maka
sebenarnya pembaca telah melaksanakan atau menerapkan pendekatan analitis.
Penerapan
pendekatan analitis pada dasarnya akan menolong pembaca dalam upaya mengenal
unsur – unsur instrinsik yang secara aktual telah berada dalam cipta sastra
tersebut.