Kamis, 05 April 2018


PERNAHKAH KAU TANYAKAN

Pernahkah kau tanyakan tentang diam yang menukik lalu terhempas di ujung ilusi
Hariku menggerutu runtut di simpang siang yang membakar
Menakar hidup antara bertahan dan mempertahankan
Dilema rindu akan sejuknya pagi dengan angin yang mengalun.

Pernahkah kau tanyakan, tentang keluh setiap arah mata memandang matahari pagi
Hariku mengalir lesu pada tiap ranting kering yang patah
Meluluhlantakkan keinginan akan sebuah perubahan sikap
Menghentak detak pada detik yang semakin melambat
Tiada angin yang memainkan pucuk – pucuk daun mangga
Tiada debu yang harus dikibas dengan saputangan berwarnah merah

Pernahkan kau tanyakan, tentang deguban jantung ketika aku melangkah ke arahmu
Getaran  rasa merebahkan tiap laku di daun pintu dan jendelamu
Kering merenda sisi sungai dimusim kemarau yang panjang sepanjang tahun
Menghitung waktu pertemuan denganmu pun terhujam diujung belati prajurit tua

Pernahkah kau tanyakan, tentang letih menggurui pagi yang indah
Hati hitam menghitam setiap tarikan deru biru membiru melaju
Membakar gemeratakan besi tua yang tak berkarat dan kering tanpa rasa
Panas gesekan luapkan amarah tanpa nada dan syair, bahkan kesanpun
melangkah diam membelakangi asa

Pernahkah kau tanyakan, tentang rindu pada jiwa yang berantakan
Pagi menggeser siang, siang menggeser malam dalam dekapan dan rintihan
Kepura – puraan senyapkan kisah berkisah di dinding – dinding malam
Hati dan jantung berdendang ketika sorak sorai binatang kecil melagu

Pernahkah kau tanyakan, tentang janji yang tertoreh pada batang padi
Ketika musim memetik buah, batang berdiri kaku dan mati diatas hamparan kisah
Tak pernah menuntut walau akhirnya terbakar dan hancur menghitam
Hingga menorehkan janji baru pada batang baru dan harapan baru

Pernahkah kau tanyakan, tentang gema suaramu menyapa pagi
Di sela – sela rindangnya daun bunga sepatu
Suaramu itu, menggugurkan daun – daunnya yang kering dan menguning
Terhempas ke tanah yang basah bekas gerimis menjelang subuh
Kemudian terkoyak oleh injakan sepatu tak beradat

Pernahkah kau tanyakan, tentang hari ini kami mengubah laku menjadi kaku
Merah meriang berlaku, ingin dingin merinding. Kau membatu
Membungkus aturan dalam kemasan asa yang menggunung
Dan kami membukanya dengan celoteh debu diatas aspal

Pernahkah kau tanyakan tentang aku, kami, kita yang kehilangan arah…..?



Effunk, 18 September 2020



Tidak ada komentar:

Posting Komentar