MAHASISWAKU UAS WAS….WAS….
Siksa '2011
Jemari lentik tarian gemulai
Mainkan tinta di kertas putih
Torehkan kata demi kata
Kaitkan makna demi makna
Dalam lenggang lenggok ragu dan galau
Pulpen terjatuh di atas tanya
Sandarkan kepala di jemari lunglai
Tarian terhenti bukan letih
Tapi kata berlari pergi
Tentukan makna sendiri – sendiri
Diantara kasak kusuk tanpa pasti
Tarian jemari mulai lagi
Kali ini, bukan pulpen di mainkan
Tapi lembar – lembar kertas yang tersimpan
Mencari kata yang bersembunyi
Pulpen bangkit dalam jemari
Kata – kata berhamburan, dahulu mendahului
Paksakan makna mainkan irama
Tarian jemari ternodai
Jemari lentik tarian gemulai
Tanpa lagi hiraukan laku
Nada dimainkan tanpa kaku
Habiskan kata yang tersisa
Hingga titik terjatuh ke lantai
Lalu pergi ikuti angin lewati pintu
Dalam takut dan pasrah
Jemari lentik tarian usai
Pulpen tergeletak pasrah di atas kata – kata
Yang terpindah dari lembar tersimpan
Tanpa titik mendampingi
Hanya makna tertidur mencibir
Di atas kertas yang terus mendehem.
AKU
Aku mengalir bagai air di sungai
Meliuk mengikuti celah – celah bebatuan
Sesekali menyapa ragu sisi tebing
Menyalami daun kangkung liar
yang asyik menjilati buih
Aku bertiup bagai angin malam
Berhembus memenuhi ruang dan waktu
Beberapa kali menyingkap renda jilbab
Mencumbui setiap tikungan jalan
Dalam buaian ragu
Aku berhamburan bagai debu
Memeluk siang dalam teriknya mentari
Berkali – kali menampar sudut gang
Tertidur di atas kursi tanpa alas
Dengan selaksa mimpi
Aku berkedip bagai sebatang lilin
Menerangi kelam ketika malam tinggal sepotong
Sesekali menjilati nakal ujung tirai jendela
Menari – nari dalam galau Dan duka
Diantara sejuta guratan luka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar