Senin, 12 September 2011

PADAMU

I
Padamu tergurat cinta di bulan
Bintang gemintang menyaksikan
Lihatlah, bukan cuma guratan
Ada kepastian yang bukan mainan

Padamu terlintas kasih di bunga
Daun - daunan tertawa suka
Menandakan ini bukan dusta
Apalagi buaian ilusi belaka

Padamu terpampang rindu di bak sampah
Diantara kertas - kertas buram
Bekas surat cinta yang belum jadi
Walau malam sudah hampir usai

Padamu terlukis asa di tidur
Harap mimpikan kau hadir
Hentikan jantung yang berdebar
Dengan sayang yang berakar.

II 
Nyanyian di sepertiga malam
Dikaukah yang mendendangkan....
Yang menanti kebebasan dari belenggu beribu keinginan
Ataukah aku........
Yang masih mendekam 
Dalam penjara keterpaksaan

Nyanyian di sepertiga malam
Hampir usai
Tinggal beberapa baris kata dan nada
Tapi siapa yang mendendangkannya.....



III
Dalam kau tiadakan luput
Menyusup takut dalam selimut
Gelitikkan perut keriput
Tusuk - tusukkan jadi kalut
Ikhtiat telah habis terpaut
Pintu kemenangan masih tertutup
Nafsu kau tetap meletup - letup
karena jani di dompet mengikut
Dalam kau masih terperangkap takut
Sampai hasrat muncul menjerumus
Padahal diam tak kan ada jurus
Yang melepaskan perangkap kalut

Dalam kau amarah meledak - ledak
dari rumak kerumah berteriak
nafas tua semakin sesak
Mendengar caci maki mengoyak

Tuhan, dengarlah
kokok ayam yandakan pagi
Do'a ini usailah sudah
Tandai hinaan datang lagi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar