Bibir zaman mulai berucap
Ketika roda kehidupan mulai berderak
Melindas gumpalan kebenaran jadi hancur
Mengepulkan debu - debu keadilan tanpa bentuk
Menyebarkan amis keserakahan manusia
Akan keadilan dibuat alasan
bahkan kebenaran jadi siasat
Bibir zaman menganga dan berteriak
Ketika kebebasan adalah penghianatan
Pada manusia yang lupa
Hingga menjadikan buas dan kejam
Pejamkan mata agar tiada melihat
Tutup telinga agar tiada mendengar
Akan batu yang hancur jadi pasir
Zaman mulai muak
Akan tawa bukan lagi kebahagiaan
Akan tutur bukan lagi lahir dari hati yang tulus
Dan kita disini......
Terpekur diam dengan mata yang merah
Entah tangis
Entah dendam
atau mungkin marah yang tertahankan
Sambil menanti kelanjutan kisah zaman
Sabtu, 17 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
رَ بَّنَا ا نْفَعْنَا ِبمَا عَلَّمْتَنَا رَبِّ عَلِّمْنَا الَّذِي يَنْفَعُنَا, رَبِّ فَقِّهْنَا وَفَقِّهْ اَهْلَنَا وَقَرَابَات لِّنَا...
-
NOTANG Ku angkang matano siup Saribu arap ku tulang do Ada ke jangi ruana Nongka ku bajangi ke jangi Lamen nan po lok ate ...
-
Gudang Garasi: SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR : Dulu, sebelum ada banyaknya stasiun televisi, radio merupakan sarana hiburan yang banyak dige...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar